search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Puluhan Juta Rupiah Dipersembahkan Pada Tradisi Mesuryak Tabanan
Minggu, 16 April 2017, 11:45 WITA Follow
image

Tradisi mesuryak yang berlangsung setiap hari raya Kuningan di Banjar Bongan Gede, Desa Pakraman Bongan Puseh, Desa Bongan, Tabanan. [bbcom]

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com,Tabanan. Berbagai tradisi digelar saat perayaan Hari Raya Kuningan. Salah satunya adalah tradisi mesuryak yang berlangsung setiap hari raya Kuningan di Banjar Bongan Gede, Desa Pakraman Bongan Puseh, Desa Bongan, Tabanan.
 
Tradisi mesuryak yang digelar pada hari Raya Kuningan, Sabtu (17/4) berlangsung semarak. 
 
[pilihan-redaksi]
Menurut Bendesa Adat Banjar Bongan Gede, I Nyoman Parwata, mengatakan tradisi mesuryak merupakan tradisi turun temurun yang ada di banjarnya. 
 
"Mesuryak bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga. Karena sebelumnya yakni pada hari Raya Galungan para leluhur berada di rumah. Setelah sepuluh hari tepatnya di hari raya kuningan kami antarkan leluhur kembali ke sorga.  Kami antar dengan suka cita bergembira dengan bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang," jelasnya.
 
Besarnya uang yang digunakan dalam mesuryak bervariasi tergantung kemampuan ekonomi warga. Tradisi ini ada secara turun-temurun itu tetap dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. 
 
Prosesi mesuryak dimulai sekitar pukul 09.00 sampai pukul 11.00 WITA. Diawali dengan persembahyangan mulai dari rumah  masing-masing warga, kemudian dilanjutkan persembahyangan di Pura Dalem Khayangan Tiga. 
 
Usai sembahyang di Pura Khayangan Tiga, kemudian persembahyangan dilangsungkan di merajan masing-masing. Tujuanya untuk memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, begitu juga kepada para leluhur yang berada di rumah sejak hari raya Galungan hingga Kuningan. 
 
Mesuryak kemudian dilanjutkan dengan membawa segala perlengkapan upacara seperti banten dan sesajen, termasuk banten yang disimbolisasikan sebagai Raja Duwata (leluhur) ke depan pintu gerbang rumah masing-masing.  
 
Selanjutnya para pemangku atau yang dituakan melantunkan doa-doa yang ditutup dengan mesuryak. Masing-masing keluarga memberikan bekal berupa uang logam mapun kertas. Uang tersebut dilemparkan ke udara yang kemudian disambut warga. 
 
Laki, perempuan, hingga anak-anak berebut saling dorong mendapatkan uang. 
 
“Rasa senang, lega saat melaksanakan tradisi mesuryak,” jelas dr I Ketut Srinata. 
 
[pilihan-redaksi2]
Besar uang yang disuryakan atau dilemparkan olehnya sekitar Rp 1 Juta dengan berbagai pecahan kertas. 
 
“Intinya kita bergembira mengantarkan roh leluhur kembali ke surga dengan tradisi mesuryak ini,” tandasnya.   
 
Dari pantauan setiap hari raya kuningan, sekitar puluhan juta rupiah uang dipersembahkan oleh warga banjar bongan gede untuk tradisi mesuryak. Bahkan ada yang sengaja beberapa hari sebelum hari raya kuningan, menukarkan uang kertas yang masih baru ke Bank untuk dipesembahkan saat tradisi mesuryak di hari raya kuningan. [nod/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami