search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Anggota DPRD Badung Belajar TOSS Ke Klungkung
Jumat, 11 Mei 2018, 18:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.

Beritabali.com.Klungkung, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung Dapil Kuta Ni Luh Gede Mediastuti  melakukan kunjungan guna untuk meninjau Program Pengolahan Sampah menjadi energy terbarukan (briket/pelet) yang sudah berjalan di Kabupaten Klungkung. 
 
[pilihan-redaksi]
Dalam kunjungannya tersebut diterima Sekda Kabupaten Klungkung I Putu Gde Winastra yang bertempat di Ruang Rapat Kantor Bupati Klungkung, Jumat (11/5/2018). Setelah melaksanakan Rapat presentasi tentang sistem pengolahan TOSS, kemudian dilanjutkan turun langsung ke lapangan guna melihat secara langsung Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS) tersebut yang berada di Desa Gunaksa dan Desa Lepang. 
 
Sekda Klungkung I Putu Gde Winastra menyambut baik kedatangan salah satu Anggota DPRD Kabupaten Badung untuk melakukan kunjungan mengenai cara Program Pengolahan Sampah menjadi energi terbarukan (briket/pelet). Menurut I Putu Gde Winastra  Program TOSS ini sudah berjalan sejak bulan agustus 2017 metode TOSS mulai berjalan dan akan difokuskan untuk Desa-desa di Klungkung karena dari sisi social dan ekonomi sangat cocok dengan keadaan di Klungkung. 
 
“Untuk sementara, baru 12 desa yang sudah menggunakan TOSS dan  nantinya seluruh Desa di Klungkung akan menggunakan program tersebut daalam menangani masalah sampah di Desa masing-masing,” Harapnya.
 
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung Dapil Kuta Ni Luh Gede Mediastuti sangat mengapresiasi baik Program Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS) yang sudah berjalan di Kabupaten Klungkung. Menurut Ni Luh Gede Mediastuti  sendiri Program TOSS di Klungkung ini sudah berjalan dengan baik dan hampir volume sampah di Klungkung sudah drastis menurun. Melihat hal tersebut, keinginan untuk lebih memahami cara-cara Pengolahan Sampah menjadi energi terbarukan (briket/pelet) semakin serius. Selain itu sampah juga harus cepat dicegah dan diantisipasi guna untuk menjaga keberishan lingkungan.  
 
“Program TOSS di Klungkung ini sudah berjalan dengan baik, maka dari itu keinginan untuk lebih memahami tentang cara-cara Pengolahan Sampah menjadi energy terbarukan (briket/pelet) semakin serius,” Ujarnya. 
 
Setelah melihat secara langsung ke lapangan cara-cara pengolahan TOSS, selanjutnya akan dilakukan kajian guna untuk kedepannya agar pengolahan sampah bisa diantisipasi dengan baik. 
 
“Selanjutnya saya akan melakukan kajian bersama pihak terkait di Kabupaten Badung, guna untuk mengurangi volume sampah agar kebersihan lingkungan terutama di sektor periwisata bisa tetap  terjaga dengan sebaik-baiknya,” Harapnya.
 
[pilihan-redaksi2]
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung Anak Agung Kirana menyampaikan inovasi TOSS ini dicoba karena lahan untuk dijadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Klungkung sangatlah sedikit. Setelah mengetahui dan melihat proses penanganan sampah meggunakan Program Toss, Pemkab Klungkung akhirnya berani mengambil langkah untuk menjalankan program tersebut. 
 
Sebelumnya juga sudah banyak upaya yang dilakukan guna menangani sampah di Klungkung. Diantaranya pengembangan Tempat Olah sampah Terpadu (TPST) di desa-desa, pengembangan Bank Sampah, dan Pengolahan pupuk organic system Osaki Jepang. Namun belum menunjukkan hasil yang optimal, karena biaya yang cukup tinggi dan prosesnya juga lumayan lama serta hasilnyapun sulit untuk dipasarkan. 
 
Kemudian setelah dilaunchingnya Program TOSS ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai peluang bisnis sebagai sumber ekonomi alternatif. Melalui Proses pengolahan sampah dengan metode peuyeumisasi, briketisasi/peletisasi, dan gasifikasi, dengan menggunakan bio activator. 
 
“Dengan metode tersebut, dalam waktu tiga hari bau sampah akan hilang, dan dalam waktu 10 hari volume sampah akan berkurang. Sampah yang telah olah tersebut dibentuk menjadi briket dan pellet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk proses memasak, dan energi listrik dengan menggunakan gasifier,” Ujarnya. (bbn/rlsklk/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami