Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Diakui Unesco, Generasi Muda Jangan Jauhi Joged
                                
                                    Sabtu, 22 September 2018,
                                    18:55 WITA
                                
                                                                                                
                                    
                                         Follow
                                    
                                
                                                            
                            
                                    
                                        IKUTI BERITABALI.COM DI
                                        
                                          GOOGLE NEWS
                                        
                                    
                                
                                                                                                                                                                                                    
                            BERITABALI.COM, DENPASAR.
	Beritabali.com,Denpasar. “Joged itu bukan sekadar tari pergaulan yang hanya diakui Bali bahkan UNESCO mengakui, generasi muda jangan menjauhi joged karena itu milik kita,” tutur Eva Anggreni selaku pembimbing garapan bertajuk Eling dari SMP PGRI 3 Denpasar.
	[pilihan-redaksi]
Kalangan Madya Mandala Taman Budaya, Denpasar pada Jumat, 21 September 2018 kembali disemarakkan oleh garapan dari SMP PGRI 3 Denpasar dan SMP PGRI 2 Denpasar. Permasalahan dalam Tari Joged Bumbung tak hanya sebatas pada berkembangnya aliran joged tak wajar yang dikenal oleh masyarakat sebagai joged jaruh atau joged porno. Namun, kesadaran masyarakat untuk memerangi joged jaruh juga perlu menjadi sorot perhatian.
Kalangan Madya Mandala Taman Budaya, Denpasar pada Jumat, 21 September 2018 kembali disemarakkan oleh garapan dari SMP PGRI 3 Denpasar dan SMP PGRI 2 Denpasar. Permasalahan dalam Tari Joged Bumbung tak hanya sebatas pada berkembangnya aliran joged tak wajar yang dikenal oleh masyarakat sebagai joged jaruh atau joged porno. Namun, kesadaran masyarakat untuk memerangi joged jaruh juga perlu menjadi sorot perhatian.
	“Joged jaruh yang mencemari joged bumbung jangan dijadikan alasan bahwa semua tari joged itu porno,” jelas Eva Anggreni. 
	Sebagai seorang guru seni budaya, Eva paham betul bahwa Tari Joged sejatinya adalah tari pergaulan yang amat fleksibel dan klasik, sehingga pemahaman masyarakat akan joged bumbung dengan pakem-pakem yang asli perlu diingatkan, khususnya generasi muda yang akan meneruskan kelestarian budaya Bali. 
	Melalui garapan teatrikal bertajuk Eling, SMP PGRI 3 Denpasar berusaha mengingatkan bahwa joged sebagai tari peragulan memiliki pakem-pakem tradisi khas yang patut dijaga. “Kebanyakan orang tua merasa resah kalau anaknya nonton joged, keresahan itu justru membuat anak muda semakin enggan untuk menonton joged,” keluh Eva. 
	Melihat permasalahan itu, sebagai pembimbing Eva pun berusaha memberi pemahaman kepada siswa-siswinya bahwa kesenian joged bukanlah untuk dijauhi, melainkan kini kesenian joged tengah merindukan sosok pelestari. SMP PGRI 3 Denpasar yang dipimpin oleh I Made Suada ini pun tak hanya mempersembahkan garapan teatrikal, tari penyambutan khas SMP PGRI 3 Denpasar ‘Tari Aswelalita’ pun menjadi pembuka yang manis dan ramah. Garapan ini pun setidaknya melibatkan 70 orang siswa-siswi dari 7 (tujuh) ekstrakurikuler.
	[pilihan-redaksi2]
Mengangkat tema senada, SMP PGRI 2 Denpasar pun turut mengimbau bahwa keberadaan joged klasik perlu dilestarikan. “Bagaimana mengantisipasi joged porno, melawan joged porno dengan joged klasik itulah yang ingin kami sampaikan,” jelas Made Yudana selaku guru pengawas garapan SMP PGRI 2 Denpasar. Sekolah yang dipimpin oleh I Gede Wenten Aryasuda ini hanya menyiapkan 45 orang siswa dalam gelar Bali Mandara Nawanatya III dengan waktu persiapan hanya sebulan. Namun, Yudana pun mengungkapkan sumbangsih dana dari pemerintah untuk sekolah-sekolah perlu ditingkatkan guna menunjang garapan berkesenian para seniman muda.
Mengangkat tema senada, SMP PGRI 2 Denpasar pun turut mengimbau bahwa keberadaan joged klasik perlu dilestarikan. “Bagaimana mengantisipasi joged porno, melawan joged porno dengan joged klasik itulah yang ingin kami sampaikan,” jelas Made Yudana selaku guru pengawas garapan SMP PGRI 2 Denpasar. Sekolah yang dipimpin oleh I Gede Wenten Aryasuda ini hanya menyiapkan 45 orang siswa dalam gelar Bali Mandara Nawanatya III dengan waktu persiapan hanya sebulan. Namun, Yudana pun mengungkapkan sumbangsih dana dari pemerintah untuk sekolah-sekolah perlu ditingkatkan guna menunjang garapan berkesenian para seniman muda.
	Menepis joged jaruh kembali pada masyarakat Bali sendiri. Masyarakat Bali mutlak bertanya pada diri sendiri, “Sudahkah saya tidak gengsi mencintai joged?” Jawabannya patut dibuktikan dengan aksi bukan hanya sekadar ambisi agar Joged Bumbung klasik dengan pakem tradisi bukanlah hanya sekadar ilusi. (bbn/rls/rob)
Berita Premium
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                    
                                                                                                            Reporter: bbn/rls
Berita Terpopuler
                    01
                    
                
				
                    02
                    
                        
                
				Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 761 Kali
                    03
                    
                        
                
				Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 714 Kali
                    04
                    
                        
                
				Salak Karangasem Resmi Jadi Warisan Pertanian Dunia versi FAO
Dibaca: 659 Kali
                    05
                    
                        
                
				Halloween di Bandara Ngurah Rai Usung Mitologi Bali
Dibaca: 654 Kali
ABOUT BALI
					Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
						    Senin, 22 September 2025
						
					
					Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
						    Sabtu, 20 September 2025
						
					
					Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
						    Sabtu, 23 Agustus 2025
						
					
					Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
						    Jumat, 30 Mei 2025
						
					
					29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
						    Kamis, 15 Mei 2025