The next-generation blog, news, and magazine theme for you to start sharing your stories today!
Save on Premium Membership
Get the insights report trusted by experts around the globe. Become a Member Today!
View pricing plansNew York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comBali Siap Jalani Tatanan Kenormalan Baru Pariwisata
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Industri pariwisata di Bali menyatakan optimistis dan siap menjalani tatanan kenormalan baru pariwisata. Para pelaku wisata di Pulau Dewata memastikan akan lebih mengedepankan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan sebagai kebutuhan utama wisatawan.
[pilihan-redaksi]
"Kami sangat optimistis bahwa kami bisa 'berteman' dengan Covid-19, atau dengan kata lain, kita harus bisa berteman meski kita tidak bisa berteman selamanya," kata Ketua Pasar ASEAN dari ASITA Bali, Febrina Budiman dalam “International Webinar Tourism in Indonesia”, yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk pasar Singapura dan Malaysia, Kamis (4/6/2020).
Febrina menambahkan, ada 400 tour operator dan travel agent yang tergabung dalam ASITA Bali, yang sudah menyatakan siap untuk menyambut kenormalan baru pariwisata tersebut. Salah satu alasan dari sikap optimisme ini adalah keberhasilan pemerintah daerah dan komunitas lokal dalam mengendalikan Covid-19.
Hingga Kamis (4/6/2020), jumlah kasus positif di Bali mencapai 510 orang, 364 orang sembuh dan 5 orang meninggal. Semakin cepat penanganan Covid-19, semakin cepat pula ekonomi akan bangkit.
"Kami sangat bersyukur dengan kondisi ini dan berterima kasih dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal," katanya.
ASITA Bali sendiri sudah merancang protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan dan memastikan nantinya akan diterapkan dengan ketat bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.
Pengaturan sudah dilakukan sejak pra-kedatangan wisatawan, saat tiba di bandara dan menuju hotel, saat melakukan aktivitas tur, dan kembali ke bandara untuk penerbangan ke negara asal wisatawan. Dengan kata lain, industri sepenuhnya siap memberikan rasa nyaman dan aman serta pengalaman baru bagi wisatawan dalam tatanan kenormalan baru pariwisata.
"Namun untuk saat ini, dibukanya destinasi tetap bergantung dari keputusan pemerintah," kata Febrina.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Nia Niscaya di kesempatan yang sama mengatakan, sejak awal pemerintah berkomitmen dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi dampak Covid-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk penyiapan protokol tatanan kenormalan baru pariwisata dan ekonomi kreatif kini dengan program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) yang melibatkan industri.
"Sebelum membuka destinasi kita perlu membangun rasa percaya diri agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, dan di sini langkah-langkahnya," kata Nia.
Dalam program tersebut, Kemenparekraf/Baparekraf membagi dalam dua tahapan yaitu Gaining Confidence dan Appealing.
Gaining Confidence dimulai dari penyiapan protokol CHS, yang nantinya akan dikemas melalui video tutorial yang menarik dan buku panduan yang mudah dimengerti bagi pemangku kepentingan pariwisata seperti hotel, restoran, pusat perbelanjaan, destinasi wisata, dan lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan training, simulasi, publikasi, dan kampanye serta aplikasi penerapan CHS.
Sementara dalam tahapan Appealing, Kemenparekraf/Baparekraf akan menjalankan sejumlah program seperti Mega Famtrip, dengan melibatkan key opinion leader (KOL), media serta travel agent and tour operator (TA/TO). Selain itu juga membuat joint promotion, dengan membuat paket tur bersama airlines dan TA/TO. Kemudian juga menyiapkan penyelenggaraan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) dalam skala kecil.
"Namun kami tekankan bahwa pembukaan destinasi bergantung atas keputusan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 dan pemerintah daerah, karena setiap destinasi tentu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda," kata Nia.
Bali, terutama kawasan Nusa Dua, direncanakan akan menjadi pilot project penerapan program CHS. Kawasan Nusa Dua dipilih karena lokasinya yang strategis dan merupakan area eksklusif, sehingga dapat dengan mudah dilakukan pengawasan. Di Nusa Dua juga lengkap dengan fasilitas pendukung, mulai dari akomodasi, amenitas, bahkan rumah sakit berskala internasional.
"Indonesia, seperti banyak negara, saat ini kita tengah fokus pada penyiapan new normal sebagai persiapan menyambut kembali turis. CHS itulah yang kita siapkan. Kami optimistis bisa menyambut wisatawan dengan pengalaman yang baru dan menarik," kata Nia.
Sumber: Suara.com
Reporter: bbn/net
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
