3 Pemuda Tewas Terseret Arus di Bali, Waspadai Gelombang Tinggi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Sejumlah pemuda tewas terseret arus di beberapa pantai di Bali beberapa hari terakhir. Tercatat 3 orang meninggal karena terseret arus diantaranya di Pantai Candikusuma, Jembrana; Pantai Tegalwangi, Jimbaran; dan Pantai Berawa, Badung.
[pilihan-redaksi]
Kasus terseret arus pertama terjadi pada pemancing yang terseret arus Pantai Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana yang ditemukan tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia, Jumat (19/6/2020). Diketahui, korban atas nama Agus Santika (20) sekitar pukul 13.00 WITA, sedang memancing di pinggir Pantai Candikusuma, selang beberapa menit tiba-tiba ombak datang dan menyeret korban hingga menghilang.
Kedua, pasangan kekasih yang sedang berduaan, terseret arus deras di Pantai Tegal Wangi Jimbaran Kuta Selatan, pada Sabtu (20/6/2020) sekitar pukul 21.30 WITA. Nahas, dalam peristiwa itu I Nyoman Bagus Krisna (20) tewas tenggelam, sedangkan Ni Putu Ananda Yuliastri Dewi (18) berhasil diselamatkan.
Terakhir, korban bernama Sam Rino dan temannya bernama Arto berenang mandi di lokasi kejadian pada Minggu (21/6/2020). Namun saat mandi, tiba-tiba ombak besar datang menggulung kedua pemuda asal Sumba Barat NTT itu. Beruntung Arto berhasil menyelamatkan diri. Tapi malang bagi korban yang tinggal di proyek Vila di Banjar Padang Tawang, Canggu, Kuta Utara, Badung. Korban Sam tidak bisa menyelamatkan diri dan tenggelam.
Tim SAR akhirnya menemukan Sam Rino (26) yang sebelumnya terseret arus di Pantai Berawa di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Senin (22/6/2020) sore. Jenasah pria asal Sumba Barat Nusa Tenggara Timur itu ditemukan di sekitar 500 meter dari bibir pantai sekitar pukul 16.40 Wita.
Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan rilis pada Kamis (18/6), tentang potensi "Rob" yang diperkirakan akan kembali berulang khususnya untuk Pesisir Utara Jawa dan Pesisir Selatan Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara setelah terdampak limpasan banjir pesisir (Rob) pada awal Juni lalu.
Potensi tersebut disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan baru (spring tide) pada tanggal 21 Juni mendatang. Selain dari faktor astronomis tersebut, terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diprakirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4,0 meter di Laut Jawa dan lebih dari 4,0 meter di Samudera Indonesia selatan Pulau Jawa hingga Sumba yang dibangkitkan oleh embusan angin Timuran (musim kemarau) yang kuat dan persisten mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 Km/Jam) yang ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut.
Reporter: bbn/tim