search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pandemi, Permintaan Kebutuhan Alat Upakara Banten Ikut Menurun
Senin, 22 Maret 2021, 23:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Selama Pandemi kebutuhan akan alat upakara banten menurun drastis. Hal tersebut disebabkan karena adanya pembatasan kegiatan adat selama Pandemi merajarela. 

Hal ini dirasakan oleh beberapa pedagang aneka alat-alat untuk upakara di Perusahaan Daerah Pasar, Unit Pasar Kapal, Badung. Salah satunya Ibu Sri yang mengatakan, memang diakuinya terjadi penurunan penjualan sejak mulai pandemi. Kondisi tersebut disebabkan oleh faktor kondisi ekonomi yang belum membaik sampai saat ini. 

"Ya menurun lah penjualannya dalam kondisi seperti ini. Salah satunya mungkin disebabkan karena, kegiatan adat dibatasi sebelumnya. Jadi pembeli tidak membeli bahan upakara terlalu banyak," ujarnya.

Pedagang lainnya Ni Ketut Riani mengatakan, jika dilihat kemampuan berbelanja konsumen ikut menurun, biasanya konsumen sebelumnya berbelanja "lagas" (tidak membatasi-red) untuk keperluan upakara, akan tetapi saat ini sedikit menurun kemampuan belanjanya.

"Misal, sebelum ada Pandemi dan pembatasan kegiatan adat. Rata-rata pembeli membeli buah untuk Gebogan. Saat ini paling membeli buah sudah cukup untuk kapasitas di Keben saja," jelasnya.

Kondisi tersebut berdampak pada pendapatan juga akhirnya. I Kadek Arthawiguna menyampaikan hal yang sama. Ia mengakui memang terjadi penurunan permintaan sejak pandemi merajarela serta sempat adanya pembatasan pelaksanaan kegiatan upakara adat yang ikut berdampak pada penjualan aneka kebutuhan upakara tersebut.

"Ya ada memang pengaruhnya, tetapi mau diapakan lagi," cetusnya.

Dia merinci penurunan permintaan seperti kelapa untuk upakara, biasanya dapat menjual 400 biji sekarang paling hanya 100 biji saja sudah banyak.

"Ya, penjualan kelapa itu misalnya ikut menurun penjualanya," ujarnya.

Meskipun demikian ketiga pedagang tersebut kompak menyampaikan, tetap optimis serta tetap berusaha saja sampai saat ini.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami