Akun
user@gmail.com

Beritabali ID: 738173817


Langganan
logo
Beritabali Premium Tidak Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Aktif sampai 23 Desember 2025


New York, USA (HQ)

750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845

Call: 469-537-2410 (Toll-free)

hello@blogzine.com
Perempuan Obesitas Lebih Berisiko Alami Menstruasi Berat

Senin, 12 April 2021, 08:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Perempuan Obesitas Lebih Berisiko Alami Menstruasi Berat

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa kelebihan berat badan memengaruhi menstruasi dan reproduksi. Studi tersebut telah diterbitkan pada Journal of Endocrinology.

Melansir dari Healthshots, penelitian tersebut menunjukkan hubungan antara berat badan yang lebih tinggi dan darah menstruasi yang lebih besar di mana mungkin terjadi akibat peningkatan peradangan pada lapisan rahim.

Perdarahan menstruasi yang berat memengaruhi 1 dari 3 perempuan di beberapa titik dalam kehidupan reproduksinya. Menstruasi bisa sangat berat sehingga perempuan tidak dapat keluar tanpa bocor, bahkan dalam kasus yang ekstrim mungkin memerlukan transfusi darah.

Perdarahan menstruasi yang bermasalah dapat berdampak negatif pada kualitas hidup penderitanya. Dalam studi ini, dokter Jacqueline Maybin dan rekannya di MRC Center for Reproductive Health di University of Edinburgh meneliti bagaimana indeks massa tubuh (BMI) dapat memengaruhi fungsi rahim selama menstruasi pada wanita.

Para peneliti mengukur BMI dan darah menstruasi dari 121 perempuan dengan siklus menstruasi yang teratur.

"Temuan kami menunjukkan bahwa perempuan dengan obesitas mungkin mengalami menstruasi yang lebih berat karena peningkatan peradangan lokal dan keterlambatan perbaikan lapisan rahim mereka," catat Dr Maybin.

"Akan sangat menarik untuk menyelidiki alasan di balik ini untuk lebih memahami fungsi rahim dengan adanya obesitas dan mengembangkan perawatan berbasis bukti yang lebih efektif," imbuhnya.

Penemuan ini menunjukkan bahwa penurunan berat badan dan obat anti inflamasi mungkin merupakan intervensi yang berguna untuk pengobatan menstruasi yang berat pada wanita dengan obesitas. Namun, penelitian yang lebih besar diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini.

"Meskipun sulit untuk membuat rekomendasi yang kuat berdasarkan penelitian ini saja, pendekatan yang masuk akal adalah menawarkan dukungan penurunan berat badan kepada wanita dengan BMI tinggi yang mengalami menstruasi yang berat," kata dokter Maybin.

"Namun, ini tidak boleh menggantikan penyelidikan dan pengobatan penyebab lain yang mendasari perdarahan berat (misalnya fibroid, gangguan perdarahan, kanker). Ini harus menjadi bagian dari rekomendasi perawatan yang dipersonalisasi untuk dipertimbangkan oleh pasien dan dokter," imbuhnya.(sumber: suara.com)

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami