search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
126 Sawa Rare Ikuti Upacara Ngelungah di Pantai Loang Baloq
Rabu, 9 Februari 2022, 12:15 WITA Follow
image

beritabali/ist/126 Sawa Rare Ikuti Upacara Ngelungah di Pantai Loang Baloq.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Upacara "Ngelungah" berlangsung di Pantai Loang Baloq, Ampenan, Kota Mataram, Selasa (8/2). Diikuti oleh 126 Sawa Rare, upacara Ngelungah yang diinisiasi oleh Perkumpulan Pedagang Canang Kota Mataram (PPCKM) ini dipuput oleh Uda Pedanda Gde Puja Manuaba dari Griya Suci Manuaba, Gunung Sari Lombok Barat. 

Ngelungah adalah upacara Pitra Yadnya bagi bayi meninggal sebelum Ketus Gigi (tanggal gigi,red). Bayi yang belum ketus gigi dianggap sangat suci, sehingga ada prosesi khusus yang disebut Ngelungah. Dalam Lontar Yama Purana Tatwa dijelaskan, prosesi kematian bagi bayi yang belum ketus gigi memang sangat istimewa.

Made Slamet selalu Pembina PPCKM mengatakan, Ngelungah 126 Sawa rare di Pantai Loang Baloq ini adalah yang kedua kalinya dilaksanakan oleh PPCKM.

Delapan bulan yang lalu, juga sudah dilaksanakan Ngelungah Rare yang diikuti oleh 45 Sawa. Dudonan acara Ngelungah ini, setelah sambutan dari Pembina PPCKM. Lanjut Ida Pedanda munggah mepuja. Sebelumnya ada acara/ prosesi yang agak lama. Karena pesertanya cukup banyak, yakni dengan 126 sawa.

"Banyak kegiatan sosial kita laksanakan di perkumpulan pedagang canang ini. Seperti ngturang kopi gratis di  kuburan kalau ada orang ngaben atau bakar mayat," kata Made Slamet, yang juga anggota DPRD Provinsi NTB ini. 

Selaku Pembina PPCKM, Dalam sambutannya Made Slamet mengatakan upacara Ngelungah 126 Sawa Rare ini terselenggara dengan biaya gotong royong. 

"Tyiang hanya mengajak umat se-Dharma untuk saling berangkulan menyelesaikan masalah-masalah keumatan. Baik bidang ekonomi maupun hal-hal Yadnya. Mulai hilangkan rasa persaingan ke dalam dan rasa gengsi," jelasnya. 

Sebagai krama Hindu, percaya dengan adanya unsur niskala, apabila upacara Ngelungah ini tidak digelar. 

"Kita harus mulai berbuat dari yang kecil-kecil bahkan nyaris tidak diperhitungkan atau diabaikan padahal sesuatu yg sangat penting," ujar Made Slamet. 

Dan pedagang Canang lanjut Made Slamet, tidak hanya berurusan masalah ekonomi. Tetapi juga masalah-masalah sosial termasuk Panca Yadnya. 

"Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah bahu mambahu bergotong royong dg PPCKM sehingga acara ini berjalan dengan lancar," Made Slamet mengakhiri sambutannya.

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami