Wisatawan dari Bali Bisa Langsung Menuju Senggigi dengan Ini
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NTB.
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akan membuka rute kapal cepat dari Nusa Dua atau Sanur dan Nusa Penida di Bali ke kawasan Senggigi Lombok Barat.
Kapal cepat untuk wisatawan tersebut melalui Gili Gede di Sekotong dan bisa singgah di Lembar hingga melanjutkan ke Gili Trawangan tergantung kebutuhan.
Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid mengatakan pembukaan rute laut baru untuk wisatawan itu bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata di wilayahnya.
“Mudah-mudahan usaha semacam ini lancar dan kami sendiri terus berkreasi, berinovasi supaya Senggigi ini lebih tertata lagi,” kata Bupati dalam keterangannya, akhir pekan lalu.
CEO J-Trip, Putu Suciawan selaku partner dalam pembukaan rute baru ini menjelaskan rute baru ini dapat mempermudah akses hingga menghemat waktu dan biaya perjalanan wisata.
Rute dari Sanur (Bali)-Nusa Penida-Gili Gede-Senggigi itu juga bisa dilanjutkan hingga ke Gili Trawangan.
“Karena kalau melihat kebutuhan, banyak sekali,” kata Putu.
Selama ini, pintu masuk Lombok bisa melalui rute Padang Bai Bali ke Gili Trawangan Gili Meno dan Gili Air Lombok menggunakan kapal cepat atau dari Padang Bai Bali menggunakan kapal feri menuju Pelabuhan Lembar.
“Karenanya dikhususkan rute Senggigi ini untuk menjadi pintu pariwisata yang masuk ke Lombok selain Sekotong,” kata Putu seperti dilansir Tempo.
Rute baru ini dinilai lebih hemat dan mempersingkat waktu. Jika dihitung, total waktu yang ditempuh untuk rute ini hanya 2 jam dengan singgah di beberapa tempat tadi.
Adapun rencana pembukaan rute ini disampaikan Putu sudah sampai pada tahap realisasi dan tinggal menunggu aturan dari Dinas Perhubungan di daerah, dokumen-dokumen pendukung dan izin trayek.
Anggota Komisi II DPRD Lombok Barat, Abdul Majid mengatakan pembukaan rute baru ini adalah sebuah terobosan baru yang menguntungkan bagi destinasi wisata satu dengan yang lainnya.
“Ini adalah terobosan yang harus kita dukung bersama demi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah kita dan menghidupkan kembali pariwisata kita pasca pandemi,” kata dia.
Menurut Majid, rute kapal cepat baru ini akan mendukung pariwisata karena wisatawan bisa langsung dari Nusa Penida ke Gili Gede Sekotong dan memberi kesempatan untuk pembukaan paket wisata di Senggigi.
“Ini bisa menjadi semacam simbiosis mutualisme bagi destinasi wisata satu dengan yang lain,” kata Majid.
Sementara itu kelanjutan pembangunan Dermaga Senggigi yang telah bertahun-tahun mangkrak diharapkan dapat segera dirampungkan. Supaya tidak menjadi penghambat rencana pembukaan rute baru penyebrangan dari Bali menuju Senggigi, yang saat ini sudah matang.
Hal itu disampaikan oleh Kepala UPT pelabuhan Senggigi, Herman Zulkifli, mengingat fasilitas dermaga sangat dibutuhkan untuk memudahkan naik dan turunnya penumpang.
“Sebenarnya kami yang di UPT Pelabuhan Senggigi ini sangat-sangat berharap supaya dilanjutkan (pembangunan) dermaga ini,” ungkapnya, Selasa (31/5).
Kalaupun pembangunan dermaga itu saat ini masih belum bisa dilanjutkan, pihaknya berharap Pemda segera mempersiapkan fasilitas pendukung dermaga di sana. Mengingat pihaknya hanya berkewajiban untuk mengelola dan mengoperasionalkan UPT Pelabuhan tersebut.
“Dengan semakin matangnya rencana pembukaan rute menuju Senggigi ini bisa mendorong upaya Pemda untuk membangun fasilitas dermaga yang ada di Pelabuhan Senggigi,” harapnya.
Belum rampungnya pembangunan dermaga itu, diakui Herman mengharuskan kapal cepat maupun ferry boat yang hendak bersandar di sana harus langsung bersandar di pasir.
“Untuk sementara selama fasilitas dermaganya belum tersedia, ada beberapa kapal yang memang bisa bersandar ke pasir,” jelasnya.
Seperti pada saat event MotoGP kemarin, Herman menuturkan ada dua kapal yang datang ke Senggigi membawa sekitar 184 penumpang dan langsung menyandarkan kapal di pasir.
“Karena mereka juga menggunakan kapal dengan mesin water jet, dan itu tidak merusak karang karena tidak menggunakan baling-baling,” terangnya.
Jika rute Bali–Senggigi akan dibuka dalam waktu dekat, maka metode yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah dengan bersandar langsung di pasir. Hal itu disebutnya, sama seperti metode bersandarnya kapal saat menuju Trawangan dari dermaga Bangsal dahulu, sebelum ada fasilitas dermaga seperti saat ini.
“Mungkin kesiapan dari Dinas Perhubungan, mengupayakan untuk persiapan dermaga yang ada di Senggigi,” jelasnya.
Diakuinya, saat ini pihak Dishub yang bertugas di UPT Pelabuhan Senggigi telah siap bila rute baru itu akan dibuka.
“Kalau dari segi personel, kami siap. Karena di Pelabuhan Senggigi yang7 belum siap hanya fasilitas dermaganya saja,” tandasnya.
Reporter: bbn/lom