search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gegara Ini, Ukraina Ogah "Kibarkan Bendera Putih" ke Rusia
Minggu, 24 Juli 2022, 10:06 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Gegara Ini, Ukraina Ogah "Kibarkan Bendera Putih" ke Rusia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kesepakatan yang terjalin antara Rusia dan Ukraina terkait pembukaan jalur ekspor di Laut Hitam terancam kandas. Pasalnya, Rusia melancarkan serangan ke Pelabuhan Odesa di Ukraina, 12 jam setelah mengikat perjanjian itu di Istanbul, Turki. Pelabuhan tersebut merupakan titik penting ekspor komoditas Ukraina seperti biji-bijian dan gandum.

Hal itu pun menyulut murka Ukraina. Mereka merasa Rusia telah mempermainkan kesepakatan melanjutkan ekspor 20 juta ton biji-bijian untuk mengatasi kelaparan di sebagian besar dari dunia berkembang. Sesaat setelah serangan Kedutaan Ukraina di Ankara langsung mengunggah pernyataan terkait hal tersebut.

"Butuh waktu kurang dari 24 jam bagi Federasi Rusia untuk meluncurkan serangan rudal ke pelabuhan Odesa untuk mempertanyakan perjanjian dan janji yang dibuat untuk PBB dan Turki dalam dokumen yang ditandatangani di Istanbul kemarin," kata pernyataan Kedutaan Ukraina di Istanbul, seperti dikutip oleh The Guardian, Sabtu (23/7/2022).

"Rudal Rusia yang ditembakkan ke Odesa pada dasarnya seperti ludah Vladimir Putin yang dilemparkan ke wajah Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan Presiden Turki Recep Erdo?an, yang melakukan upaya besar untuk mencapai kesepakatan yang disyukuri Ukraina," lanjutnya.

Menurut pernyataan, Ukraina menekankan perlunya implementasi perjanjian yang ketat tentang pembaruan ekspor aman produk pertanian Ukraina dari tiga pelabuhan (Odesa, Chornomorsk, dan Yuzhnoye) di seberang Laut Hitam.

"Kami menyerukan PBB dan Turki untuk memastikan bahwa Rusia memenuhi kewajibannya dalam kerangka operasi yang aman dari koridor gandum. Rusia akan bertanggung jawab penuh atas pendalaman krisis pangan global jika kesepakatan yang dicapai tidak terpenuhi," tambahnya.

Serangan di Odesa sendiri merupakan salah satu dari serangkaian serangan Rusia di Ukraina, dengan kota Kropyvnytsky dihantam oleh 13 rudal pada Sabtu pagi.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa perjanjian tersebut menawarkan kesempatan untuk mencegah bencana global kelaparan yang dapat menyebabkan kekacauan politik di banyak negara di dunia. "Khususnya di negara-negara yang membantu kami," ujarnya.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami