Pemimpin Negara NATO Ini: Barat Gagal, Rusia Makin Gagah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perdana Menteri (PM) Hongaria, Viktor Orban, mengatakan Uni Eropa (UE) membutuhkan strategi baru untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina. Ia mengatakan hanya negosiasi langsung antara Kremlin dan Amerika Serikat (AS) yang dapat membawa perdamaian.
"Karena Rusia menginginkan jaminan keamanan, perang ini hanya dapat diakhiri dengan pembicaraan damai antara Rusia dan Amerika," kata Orban dalam pidatonya di Rumania akhir pekan lalu lalu, mengutip New York Post.
Pada hari ke-150 setelah serangan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari, Orban berpendapat bahwa kemenangan militer Ukraina tidak mungkin cukup, sebab menurutnya tentara Rusia memiliki dominasi asimetris.
Ia juga mengatakan deretan sanksi Barat gagal menahan agresi Rusia dan lebih buruk lagi, memicu lonjakan harga energi yang membuat Eropa di ambang resesi. Ini menyebabkan beberapa pemerintah benua itu, termasuk Italia dan Inggris, runtuh layaknya domino.
"Kami duduk di dalam mobil yang keempat bannya bocor... Sangat jelas bahwa perang tidak dapat dimenangkan dengan cara ini," kata Orban.
Pemimpin itu menegaskan kembali bahwa Hongaria, salah satu anggota aliansi NATO, tidak akan terlibat dalam perang Ukraina-Rusia. Orban, yang negaranya mendapat lebih dari 60 persen minyaknya dari Rusia, telah memblokir sanksi Uni Eropa yang akan menghentikan semua penjualan energi Rusia ke Eropa.
Orban telah mengatakan sebelumnya bahwa Hungaria tidak mau mendukung embargo UE atau pembatasan impor gas Rusia karena itu akan merusak ekonominya, yang sekitar 85 persen bergantung pada impor gas Rusia.
Baca juga:
Gunung Api Sakurajima di Jepang Erupsi
Ia juga mengatakan ancaman resesi ekonomi membayangi seluruh Eropa saat ini juga menimbulkan risiko bagi ekonomi Hungaria. Analis memproyeksikan pertumbuhan PDB akan melambat menjadi sekitar 2,5 persen tahun depan.
"Kita harus mencapai kesepakatan baru dengan Uni Eropa, pembicaraan keuangan ini sedang berlangsung dan kita akan mencapai kesepakatan," katanya.
Perselisihan atas miliaran euro dana UE telah membebani mata uang forint dalam beberapa pekan terakhir, sebab investor menjual mata uang di tengah sentimen global yang memburuk.
Hal ini memaksa pemerintah Orban untuk mengumumkan langkah untuk memotong defisit anggaran serta menghapus batas harga selama bertahun-tahun pada gas dan listrik untuk rumah tangga dengan penggunaan yang lebih tinggi. Orban mengatakan mempertahankan batas harga akan menelan biaya lebih dari 2 triliun forint untuk anggaran tahun ini saja.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net