search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AS Perkirakan 200.000 Tentara Tewas di Pihak Rusia dan Ukraina
Jumat, 11 November 2022, 21:52 WITA Follow
image

bbn/cnnindonesia.com/AS Perkirakan 200.000 Tentara Tewas di Pihak Rusia dan Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Jenderal paling senior di AS memperkirakan sekitar 100.000 tentara Rusia dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas atau terluka dalam perang di Ukraina. Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS, juga menyatakan bahwa sekitar 40.000 warga sipil telah tewas karena terjebak dalam konflik.

Estimasi tersebut adalah estimasi tertinggi yang dinyatakan oleh seorang pejabat negara Barat.

Jenderal Milley juga mengatakan tanda-tanda bahwa Kyiv bersedia untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Moskow menawarkan "jendela" untuk negosiasi.

Dalam beberapa hari terakhir, Ukraina memberi sinyal kesediaan untuk mengadakan rangkaian diskusi dengan Moskow setelah Presiden Volodymyr Zelensky menarik tuntutan bahwa sejawatnya, Vladimir Putin, harus diturunkan dari jabatannya sebelum negosiasi dapat dilanjutkan.

Namun ketika berbicara di New York, Jenderal Milley menambahkan bahwa supaya diskusi apapun berhasil, baik Rusia maupun Ukraina harus mencapai "pengakuan bersama" bahwa kemenangan perang "mungkin tidak dapat dicapai melalui cara-cara militer, dan oleh karena itu Anda perlu mencari cara lain".

Sang jenderal - penasihat militer paling senior Presiden Joe Biden - mengatakan jumlah korban jiwa dapat meyakinkan Moskow dan Kyiv tentang perlunya bernegosiasi selama bulan-bulan musim dingin mendatang, ketika pertempuran mungkin melambat karena kondisi beku.

"Kemungkinan besar lebih dari 100.000 tentara Rusia akan tewas dan terluka," kata Jenderal Milley. "Hal yang sama bisa terjadi di pihak Ukraina."

Baik Ukraina maupun Rusia menjaga rapat-rapat jumlah kematian di pihak mereka.

Kabar terbaru dari Moskow pada bulan September mengatakan bahwa hanya 5.937 tentara telah tewas sejak dimulainya konflik. Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menolak laporan jumlah kematian yang jauh lebih tinggi.

Perkiraan Jenderal Milley jauh lebih tinggi. Sebagai perbandingan, 15.000 tentara Soviet diperkirakan tewas dalam konflik di Afghanistan selama tahun 1979-1989.

Ukraina jarang membuka angka korban. Tetapi pada bulan Agustus, panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina, Valeriy Zaluzhniy, dikutip di media mengatakan 9.000 tentara Ukraina telah tewas sampai saat itu.

PBB mengatakan lembaga itu tidak menganggap angka-angka yang dirilis oleh pihak yang terlibat dalam konflik dapat diandalkan.

"Ada banyak sekali penderitaan, penderitaan manusia," kata Jenderal Milley. Dia juga mencatat bahwa antara 15 dan 30 juta orang telah menjadi pengungsi sejak Rusia melancarkan invasi pada tanggal 24 Februari.

PBB telah mencatat 7,8 juta orang sebagai pengungsi dari Ukraina di seluruh Eropa, termasuk Rusia. Namun, angka tersebut belum termasuk mereka yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka tapi tetap berada di Ukraina.

Rusia mundur dari Kherson

Pada Rabu (09/11), Moskow mengumumkan pasukan mereka akan mulai mundur dari kota Kherson di selatan - satu-satunya kota besar yang jatuh ke tangan pasukan Rusia sejak mereka memulai invasi.

Jenderal Milley mengatakan bahwa meskipun "indikator awal" menunjukkan bahwa penarikan pasukan telah dimulai, ia mengamati bahwa Rusia telah mengumpulkan sekitar 20.000-30.000 tentara di kota tersebut, dan penarikan bisa memakan waktu beberapa minggu.

"Mereka telah mengumumkan kepada publik bahwa mereka melakukannya. Saya yakin mereka melakukannya dalam upaya mempertahankan pasukan mereka untuk membangun kembali garis pertahanan di selatan sungai [Dnieper], tetapi itu belum pasti," katanya.

Berita penarikan Rusia dari Kherson datang setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memanggil sekitar 300.000 tentara cadangan untuk berperang di Ukraina pada September.

Pakar militer di Barat dan Ukraina mengatakan perlunya mobilisasi menunjukkan bahwa pasukan Rusia gagal total di medan perang di Ukraina.

Pengumuman penarikan pasukan dari Kherson disampaikan Komandan Rusia di Ukraina, Jenderal Sergei Suriovikin. Ia mengatakan tidak mungkin lagi untuk terus memasok kota itu.

Penarikan itu berarti pasukan Rusia akan menarik diri sepenuhnya dari tepi barat Sungai Dnipro. Ini merupakan pukulan signifikan bagi Rusia, saat ia terus menghadapi serangan balasan dari Ukraina.

Petinggi militer mengumumkan keputusan itu di TV pemerintah Rusia, dengan Jenderal Surovikin melaporkan situasi di lapangan di Kherson.

"Dalam keadaan ini, opsi yang paling masuk akal adalah mengatur pertahanan di sepanjang garis penghalang di sepanjang sungai Dnipro," kata Jenderal Surovikin pada pertemuan itu.

Tetapi keputusannya untuk mundur menyeberangi sungai Dnipro direspons dengan hati-hati oleh para pejabat Ukraina.

Dalam pidato pada hari Rabu malam (09/11), Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Kyiv bergerak "sangat hati-hati" setelah pengumuman itu.

"Musuh tidak memberi kami hadiah, tidak membuat 'isyarat niat baik', kami memenangkan semuanya," katanya.

"Oleh karena itu, kami bergerak dengan sangat hati-hati, tanpa emosi, tanpa risiko yang tidak perlu, demi membebaskan semua tanah kami dan agar kerugiannya sekecil mungkin."

Sebelumnya, penasihat Presiden Zelensky, Mykhailo Podolyak, mengatakan "tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata".

Reaksi terhadap penarikan pasukan Rusia

Selama sepekan terakhir, laporan dan rumor bahwa Rusia akan meninggalkan Kherson telah beredar. Pada posisi Ukraina di perimeter sekitar Kherson, para tentara mengatakan musuh mungkin sedang mencoba menjebak mereka.

Komandan Ukraina mengatakan mereka memiliki intelijen yang baik, dan hanya akan maju dengan hati-hati.

Setelah pengumuman Rusia, warga sipil di dalam Kherson mengatakan pasukan Chechnya dari militer Rusia berada di kota, di kafe, dan bergerak di jalan-jalan.

Warga sipil lain berkata: "Secara visual, tidak ada yang berubah. Di tepi kanan [tepi barat] di Kherson, mereka nyaris tidak terlihat, dan sudah [seperti itu] selama beberapa hari. Mereka sudah mengambil semua yang mereka bisa.

"Ada banyak dari mereka di tepi kiri, dan mereka membangun benteng di sepanjang Dnipro dan Plavni."

Penduduk Kherson lainnya, Olga, mengatakan kepada BBC bahwa ada lebih sedikit tentara di kota itu.

"Saya telah menderita selama pendudukan ini tetapi saya tetap tinggal di Kherson karena saya pikir tidak adil meninggalkan Kherson," ujarnya. "Saya harus tinggal di sini dan mengatasi semua kesulitan ini, saya pikir itu adalah cobaan berat saya. Saya tidak tahu, saya harus tinggal. Dan saya senang itu akan segera berakhir."

Yevgeny Prigozhin, pendiri kelompok tentara bayaran Wagner dan rekan lama Putin, mengatakan bahwa meskipun keputusan itu "bukan langkah kemenangan", penting "untuk tidak cemas, tidak menjadi paranoid, tetapi untuk menarik kesimpulan dan memperbaiki kesalahan".

"Keputusan yang diambil oleh [Gen] Surovikin tidak mudah, tetapi dia bertindak seperti orang yang tidak takut bertanggung jawab. Ia melakukannya secara terorganisir, tanpa rasa takut, mengambil tanggung jawab penuh atas pengambilan keputusan," kata Prigozhin.

Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov - yang dipilih Putin untuk memerintah republik otonom di wilayah Kaukasus Utara pada 2007 - mengatakan Jenderal Surovikin telah bertindak "seperti jenderal militer sejati, tidak takut dikritik".

Langkah tersebut juga disambut baik oleh banyak orang di Ukraina, terutama di media sosial, dengan beberapa orang menemukan humor dalam penarikan itu.

"Akhirnya, isyarat niat baik," kata ekonom dan blogger Serhiy Fursa di Facebook, mengingat penjelasan Rusia atas kekalahan militer sebelumnya.

Sekretaris jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan adalah hal menggembirakan melihat Ukraina membuat kemajuan.

"Kemenangan ini ... milik tentara Ukraina yang gagah dan berani, tetapi tentu saja dukungan yang mereka terima dari Inggris, dari sekutu dan mitra Nato juga penting," katanya.

Pasukan Rusia menyerbu Ukraina selatan dari Krimea pada awal perang, merebut kota Kherson pada awal Maret.

Mereka juga melancarkan serangan di selatan, timur dan utara negara itu, termasuk di sekitar ibu kota, Kyiv. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Ukraina telah membuat kemajuan signifikan.

Serangan balasan Ukraina meningkat pada bulan September, ketika mereka memukul mundur pasukan Rusia, merebut kembali kota-kota Izyum dan Kupiansk-- keduanya merupakan pusat pasokan penting bagi pasukan Moskow.

Sejak itu, Rusia terutama memfokuskan operasi militernya di kantong-kantong kecil di selatan, timur, dan timur laut Ukraina.

Tidak ada cara bagi Moskow untuk menggambarkan penarikan ini sebagai apa pun selain kemunduran yang memalukan kekalahan terbesarnya sejak Ukraina merebut kembali daerah-daerah besar di sekitar kota Kharkiv pada awal musim gugur.

Baca juga:
Rusia 'Cabut' dari Kesepakatan Gandum">Murka Kapal di Crimea Diserang, Rusia 'Cabut' dari Kesepakatan Gandum

Dan itu semakin merusak pengumuman Rusia bahwa mereka, secara ilegal, menganeksasi sejumlah provinsi di Ukraina, termasuk Kherson, yang mereka sebut akan menjadi wilayah Rusia "selamanya".

Tapi, seperti yang diperingatkan Podolyak, ada beberapa alasan bagi Ukraina untuk berhati-hati. Yang pertama ialah bahwa pasukan Rusia yang mundur kemungkinan besar akan meninggalkan ranjau dan jebakan untuk pasukan Ukraina yang maju.

Yang kedua ialah bahwa Rusia, setelah menarik pasukannya ke tepi timur - dan telah "mengevakuasi", kadang-kadang dengan paksa, sejumlah besar warga sipil - sekarang akan tergoda untuk membombardir Kherson.

Akhirnya, pola yang muncul dalam perang ini adalah bahwa setiap kali Rusia mengalami kemunduran militer besar, mereka merespons dengan hukuman yang lebih besar bagi warga sipil.

Diperkirakan bahwa lebih banyak serangan rudal dan dron akan membuat musim dingin lebih menderita lagi bagi Ukraina.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami