8 Kebiasaan Yang Bisa Tambah Jatah Umur Hingga 24 Tahun
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Memiliki umur yang panjang dan tubuh sehat adalah keinginan semua orang. Namun, keinginan tersebut hanya dapat diperoleh jika seseorang memiliki gaya hidup yang sehat.
Melansir dari CNBC Make It, sebuah penelitian yang belum dipublikasikan menemukan bahwa ada sejumlah rutinitas pola hidup yang dapat menambah jatah usia seseorang hingga lebih dari 20 tahun. Studi observasional ini melihat pilihan gaya hidup dari lebih dari 700 ribu veteran militer Amerika Serikat (AS) berusia 40 hingga 99 tahun.
Menurut penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Nutrition ini, ada delapan rutinitas yang diklaim bisa menambah 'jatah hidup' laki-laki sebanyak 24 tahun dan 21 tahun untuk perempuan bila dilakukan pada usia 40 tahun.
"Kami sangat terkejut dengan seberapa besar yang bisa didapatkan dengan melakukan satu, dua, tiga, atau semua delapan faktor gaya hidup ini," kata penulis utama studi dan spesialis ilmu kesehatan di Departemen Urusan Veteran, Xuan-Mai Nguyen, dikutip Selasa (15/8/2023).
"Semakin awal semakin baik, tetapi jika Anda melakukan pola hidup tersebut di usia 40-an, 50-an, atau 60-an, itu masih bermanfaat," imbuh Nguyen.
Lantas, apa saja delapan kebiasaan yang bisa menambah umur hingga 24 tahun? Berikut daftarnya.
1. Berolahraga
2. Tidak memiliki kecanduan opioid (pereda nyeri)
3. Tidak merokok
4. Mengelola tingkat stres
5. Menerapkan pola makan sehat
6. Tidak minum berlebihan
7. Tidur dengan cukup dan berkualitas
8. Mempertahankan hubungan sosial yang positif
Nguyen mengatakan, meskipun hanya menerapkan satu dari delapan kebiasaan tersebut, seseorang bisa memperoleh 'tambahan hidup' sebanyak 4,5 tahun bagi laki-laki dan 3,5 tahun bagi perempuan.
Berdasarkan penelitian yang sama, kurangnya aktivitas fisik, penggunaan opioid, dan merokok mampu meningkatkan risiko kematian sebesar 30 hingga 45 persen.
"Stres, minum berlebihan, pola makan buruk, dan kebiasaan tidur yang buruk masing-masing meningkatkan risiko kematian sekitar 20 persen. Lalu, kurangnya hubungan sosial yang positif berkaitan peningkatan risiko kematian sebesar 5 persen," tulis penelitian tersebut.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net