32 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terlapor di Jembrana

guest@beritabali.com

Beritabali ID: —

Langganan

Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Lihat Benefit Lainnya

32 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terlapor di Jembrana

Senin, 20 Oktober 2025, 13:37 WITA Follow

beritabali/ist/32 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terlapor di Jembrana.

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Jembrana mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPA-PPKB) Jembrana, hingga saat ini tercatat sebanyak 32 kasus yang telah dilaporkan.

“Dari jumlah itu, 12 kasus merupakan kekerasan seksual, 7 kasus kekerasan fisik, 4 kasus kriminal, dan 2 kasus penelantaran anak. Jadi totalnya 32 kasus,” jelas Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PPPAPPKB Jembrana, Ni Made Candrawati, seizin Kepala Dinas, Senin (20/10/2025).

Untuk menekan angka kekerasan, Dinas PPPA Jembrana terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan organisasi wanita. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap hari Jumat melalui program “Jumat Sehati” (Semangat Harmoni dan Edukatif).

“Kami bergerak bersama tim dari Unit PPA Polres Jembrana serta Duta dan Forum Anak Daerah (FAD). Setiap Jumat kami menggelar sosialisasi ke sekolah dengan tema Jumat Sehati. Kami juga sinergikan dengan program Polres, yaitu Rise and Speak,” terang Candra.

Pada Jumat (17/10/2025), kegiatan Jumat Sehati dilaksanakan di SMPN 5 Mendoyo. Sekolah ini sebelumnya sempat mengalami kesalahpahaman antar siswa yang sempat dimediasi oleh DPRD Jembrana dan pihak terkait.

Candra berharap kegiatan ini dapat membangun kesadaran di kalangan pelajar agar saling menyayangi dan tidak melakukan kekerasan terhadap sesama.

“Harapan kami, anak-anak bisa lebih memahami arti menghargai dan menyayangi teman, sehingga kekerasan di sekolah maupun lingkungan sekitar bisa dicegah,” pungkasnya.