search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bandara Ngurah Rai Kategori "Merah", Bandara Buleleng "Gabeng"
Selasa, 7 Januari 2020, 19:35 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Bandara Ngurah Rai Bali kini sudah dalam kondisi "merah" dalam hal daya tampung penumpang dan pesawat. Oleh karena itu pembangunan bandara baru di Buleleng perlu segera diwujudkan agar tidak "gabeng" atau tidak jelas seperti saat ini.

Hal ini disampaikan Plt Ketua DPD I Golkar Bali, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer dalam sosialisasi hasil FGD Refleksi Akhir Tahun, "Catatan Kritis Pembangunan Bali Tahun 2019", di Gedung DPD Partai GOLKAR Bali, (7/1/2019).

"Daya tampung Bandara Ngurah Rai sudah tidak memadai, dari laporan yang saya terima  dari GM (general manager), Bandara Ngurah Rai sudah sering menolak kedatangan pesawat khususnya pesawat carteran. Ini artinya wisatawan yang datang juga berkurang akibat penolakan itu," ujar Demer.

Dengan adanya masalah seperti ini di Bandara Ngurah Rai, kata Demer, wacana pembangunan bandara baru di Bali perlu segera diwujudkan. Jika hal ini tidak dilakukan, dikhawatirkan akan berdampak terhadap dunia pariwisata di Bali.

"Masalahnya sudah berat di (bandara) Ngurah Rai, kementerian perhubungan bilang kondisinya sudah "merah". Bandara Baru harus segera dibangun. Tapi masalahnya kenapa penlok (penetapan lokasi) bandara baru tak kunjung turun? Saya mendapat informasi dari pihak kementerian perhubungan ada indikasi penghambatan (turunnya penlok) di daerah (Bali),"ungkapnya.

Demer mempertanyakan keseriusan Pemprov Bali untuk mewujudkan bandara baru di Bali. Bandara baru di Bali diyakini akan mendukung sektor pariwisata yang menjadi andalan Bali selama ini. 

"Saya mempertanyakan keseriusan Gubernur (Bali). Kondisi bandara (Ngurah Rai) sudah berat tapi penlok-ya nggak jelas. Pihak Yodya Karya sudah mau kerjasama untuk melakukan FS (studi kelayakan) jika gubernur mau mengeluarkan rekomendasi untuk lokasi bandara baru di Bali. Jika dua tahun ke depan masalah "airport" ini tidak beres, maka harga tiket pesawat ke Bali akan naik dan akan terjadi perang tarif hotel di Bali. Kita harap ada solusi segera karena masalah "airport" ini  sudah didepan mata,"pungkasnya.

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami