search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
4 Wilayah Ukraina Ngebet Gabung Rusia, Putin di Atas Angin
Kamis, 29 September 2022, 15:21 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/4 Wilayah Ukraina Ngebet Gabung Rusia, Putin di Atas Angin

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Rusia bersiap mengumumkan aneksasi atau pencaplokan setidaknya empat wilayah Ukraina yang didudukinya selama invasi dan setuju bergabung melalui hasil referendum semu yang dikecam dunia. Pejabat pro-Rusia di empat wilayah Ukraina yang diduduki itu mengklaim lebih dari 90 persen penduduknya mendukung untuk bergabung dengan Federasi Rusia. Keempat wilayah itu yakni Zaporizhzhia, Kherson, Lugansk timur, dan Donetsk.

Sebelum referendum berlangsung, pemerintahan pro-Kremlin yang ditempatkan di empat wilayah Ukraina itu telah lebih dahulu meminta Presiden Vladimir Putin mengakui daerah mereka sebagai bagian dari Federasi Rusia.

Hal ini pun membuat Putin semakin yakin untuk segera mengumumkan anekasi wilayah Ukraina ke parlemen. Sejumlah pihak bahkan memprediksi pengumuman pencaplokan akan dirilis Putin dalam beberapa hari ke depan.

Di Red Square Moskow, sebuah panggung dengan layar lebar telah dipasang. Panggung tersebut lengkap dihiasi papan iklan besar dengan slogan "Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson - Rusia!"

"Ini seharusnya berlaku dalam waktu sepekan," kata Duta Besar Luhansk di Moskow, Rodion Miroshnik, kepada media pemerintah Rusia, RIA.

"Acara utama telah berlangsung, referendum telah dilakukan. Maka dari itu, ayo mengatakan, lokomotif telah dinyalakan dan kemungkinan kecil dapat dihentikan," lanjutnya.

Sementara itu, pemimpin majelis tinggi parlemen Rusia mengatakan badan tersebut dapat memberikan pengakuan kepada keempat wilayah Ukraina yang dicaplok ini pada 4 Oktober, tiga hari sebelum ulang tahun Putin.

Untuk "meresmikan" pencaplokan empat wilayah ini, sebuah kesepakatan harus dibuat dengan pemimpin masing-masing daerah dan diratifikasi oleh parlemen Rusia.

Setelah diratifikasi, keempat wilayah itu secara sepihak dianggap Rusia bagian dari negaranya yang otomatis mendapat pertahanan yang sama termasuk payung senjata nuklir Rusia.

Putin sendiri telah mewanti-wanti dunia terutama negara Barat bahwa Rusia bakal menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayah-wilayah Ukraina ini.

Merespons upaya pencaplokan ini, Amerika Serikat menegaskan bakal menerapkan sanksi baru ke Rusia. Beberapa petinggi Uni Eropa juga telah mengajukan sejumlah sanksi untuk Rusia, tetapi itu masih harus disepakati anggota blok tersebut.

Di sisi lain, beberapa warga Ukraina yang berhasil kabur dari daerah yang diduduki Rusia mengatakan masyarakat dipaksa ikut mendukung referendum dengan menulis surat suara di jalanan dengan todongan senjata.

Dalam sebuah rekaman video, tampak pejabat pro-Rusia membawa kotak suara ke rumah-rumah ditemani dengan orang-orang bersenjata.

"Mereka bisa mengumumkan apapun yang mereka mau. Tidak ada yang memberikan suara dalam referendum kecuali beberapa orang yang berpindah sisi. Mereka pergi dari rumah ke rumah tetapi tidak ada orang yang keluarga," kata seorang warga dari Golo Pristan, Lyubomir Boyko. Desa itu berada di Kherson dan kini diduduki Rusia.

Sementara itu, Rusia mengklaim pemungutan suara tersebut berlangsung sesuai dengan hukum internasional. Namun, referendum dan pencaplokan Rusia ditolak secara global, seperti yang terjadi kala Moskow mencaplok Crimea pada 2014.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami