AS Bakal Kirim 4 Roket Himars Tambahan Untuk Ukraina
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Amerika Serikat akan mengirimkan kembali sistem roket presisi lagi (Himars) ke Ukraina untuk membantu memerangi invasi Rusia. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengonfirmasi itu dan mengatakan 4 roket Himars disiapkan untuk Ukraina.
"Akan mengirim empat lagi sistem roket canggih Himars, sehingga total 16," kata Lloyd Austin, seperti diberitakan AFP pada Rabu (20/7).
"Ukraina telah memanfaatkan Himars dengan sangat baik, dan kalian dapat melihat dampaknya di medan perang," tuturnya kepada media di Pentagon.
Austin kemudian mengatakan Rusia terus melakukan penembakan tanpa henti di Ukraina dan menyebutnya sebagai "taktik kejam yang mengingatkan kembali pada kengerian Perang Dunia I."
"Jadi, Ukraina membutuhkan senjata dan amunisi untuk menahan serangan ini dan untuk menyerang balik," katanya.
Selain Himars, AS juga akan mengirimkan amunisi GMLRS tambahan. Amunisi GMLRS bisa secara tepat menyerang target hingga jarak 80 kilometer (50 mil).
Konfirmasi itu diberikan satu hari setelah Ukraina meminta Washington untuk mengirimkan lebih banyak Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (Himars).
Ukraina mengatakan pasukan Kyiv telah menggunakan Himars untuk menghancurkan sekitar 30 stasiun komando dan depot amunisi Rusia sejauh ini.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov pada Selasa (19/7) meminta peningkatan besar dalam jumlah Himars. Ia bahkan mengatakan perlu setidaknya 100 Himars untuk serangan balasan terhadap pasukan Rusia.
Reznikov juga menyerukan amunisi jarak jauh - 100 hingga 150 kilometer - untuk memutus unit Rusia dari dukungan mereka.
Terpisah, Jenderal top AS Mark Milley mencatat peluncur Himars dapat menampung enam roket GMLRS tetapi hanya satu rudal ATACMS - yang dapat menyerang target hingga 300 kilometer jauhnya - yang berarti ada pertukaran antara volume dan jangkauan.
"Saat ini, GMLRS benar-benar memenuhi kebutuhan mereka," kata Milley.
Meski mengirimkan banyak amunisi dan senjata, pemerintahan Presiden Joe Biden sejauh ini menolak untuk mengirim amunisi jarak jauh. AS khawatir Ukraina akan menyerang sasaran di dalam wilayah Rusia dan berpotensi memperluas perang menjadi bentrokan langsung dengan Barat.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net