search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Balita di Bangli Sembuh dari Sesak Napas Berkat BPJS Kesehatan
Rabu, 1 Mei 2024, 14:31 WITA Follow
image

beritabali/ist/Balita di Bangli Sembuh dari Sesak Napas Berkat BPJS Kesehatan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Ni Luh Putu Kartika Darmayanti (2) terpaksa harus merayakan ibadah hari raya suci Kuningan di rumah sakit. Pada Hari Penyajaan Kuningan, Darmayanti mengalami demam yang cukup tinggi disertai batuk. 

Karena demamnya tak kunjung turun dan disertai sesak napas, ia pun lantas dibawa ke RSUD Bangli oleh orang tuanya melalui jalur UGD. Berbekal Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), ia mendapatkan pengobatan dengan nebulator. Beruntung, malam itu sesak napasnya pun membaik sehingga Darmayanti diperbolehkan pulang.

Esok harinya tepatnya pada pukul tujuh pagi, Darmayanti kembali mengalami sesak dan demam. Dengan bantuan tetangganya, ia kembali dibawa ke RSUD. Kali ini ia menjalani serangkaian pemeriksaan laboratorium hingga harus menjalani rawat inap serta menjalani pengobatan yang lebih intensif akibat sesak napas dan panasnya yang bolak-balik naik turun.

“Dokter menerangkan saat itu faktor usia membuat cucu saya belum bisa mengeluarkan dahak sendiri sehingga membuatnya sesak. Selain itu panasnya yang cukup tinggi dikhawatirkan menyebabkan kejang, jadi kami mempercayakan pengobatan cucu kami kepada doker yang merawat,” ungkap Ni Ketut Sudiasih (53) yang merupakan nenek Darmayanti saat ditemui di rumahnya di Bebalang Bangli, Kamis (21/03).

Sudiasih menerangkan jika cucunya dirawat selama lima hari. Selama menjalani perawatan tersebut, cucunya mendapatkan pelayanan yang sangat baik sesuai dengan yang mereka harapkan. Ia menuturkan, cucunya menggunakan JKN kelas 3 yang diperolehnya dari Pemerintah Kabupaten Bangli ternyata tidak dibeda-bedakan perawatannya dengan dengan pasien lainnya.

“Bapaknya Darmayanti bekerja serabutan, ibunya pekerja rumah tangga, jadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah sangat bersyukur. Kalau kemarin tidak pakai JKN saat berobat, pasti kami akan kesulitan mencari biaya. Selain gratis, untungnya juga pelayanan yang kami dapatkan setara dengan pasien lainnya,” ungkap Sudiasih.

Saat ditanya tentang prosedur yang dijalani di rumah sakit, Sudiasih yang selalu menjaga cucunya mengaku tidak melihat ada yang ribet saat anaknya mengurus administrasi Darmayanti. Begitu sampai di rumah sakit cucunya langsung ditangani terlebih dahulu, baru kemudian anaknya disuruh mengurus administrasi. Sudiasih hanya mendengar pihak rumah sakit menanyakan apakah cucunya memiliki JKN.

“Tidak ribet sama sekali, layanan cepat, kami hanya ditanya apakah punya JKN atau tidak. Kemudian anak saya menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan akhirnya kami dijamin sepenuhnya tanpa keluar biaya lagi,” katanya.

Setelah mendapatkan pelayanan selama lima hari tersebut, Darmayanti telah sembuh dan diperbolehkan pulang dengan mengkonsumsi obat selama beberapa hari hingga jadwal kontrol berikutnya. Ia baru dinyatakan sembuh setelah menjalani kontrol seminggu sesudah rawat inap. Ini adalah kali kedua Darmayanti menjalani rawat inap. Sebelumnya Darmayanti juga pernah dibantu JKN saat rawat inap akibat menderita demam selama tiga hari.

Tak sampai di situ, Sudiasih juga bercerita jika ayah Darmayanti saat ini sedang dalam perawatan di RSUD Bangli. Ayah Darmayanti akan menjalani operasi akibat terdapat benjolan di lehernya. Keluarganya benar-benar merasa begitu banyak dibantu oleh JKN.

 Sudiasih menyatakan saat ini keluarganya merasa sangat mudah untuk berobat dibandingkan dengan saat jamannya dulu ketika belum ada JKN. Dulu Sudiasih harus berpikir berulang kali setiap akan berobat ke rumah sakit karena takut biayanya mahal.

“Kehadiran JKN memberikan kami rasa tenang untuk urusan berobat. Karena itu, kami sangat berharap JKN dapat berlangsung selamanya dan pemerintah selalu menjamin iuran kami setiap bulan. Kalau menjadi peserta JKN mandiri, rasanya kami tidak akan mampu membayarnya,” ujar Sudiasih. 

Editor: Robby

Reporter: BPJS Klungkung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami