search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Harta Karun Ditemukan Tak Sengaja di RI, Yang Ini Misterius
Selasa, 25 Oktober 2022, 11:28 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Harta Karun Ditemukan Tak Sengaja di RI, Yang Ini Misterius

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Peradaban kuno hingga perkembangan sosial masyarakat kerap meninggalkan jejak. Yang kemudian ditemukan berpuluh atau beratus tahun kemudian oleh masyarakat di peradaban berikutnya.

Penemuan-penemuan itu kadang berupa kepingan benda-benda budaya, sisa-sisa struktur kota, bahkan emas. Biasanya, penemuan itu tak sengaja, di tengah aktivitas masyarakat.

Peninggalan Sriwijaya

Seperti penemuan yang terjadi di tahun 2019 di Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ikir (OKI), Sumatera Selatan. Lokasi ini disinyalir banyak menyimpan peninggalan harta karun Kerajaan Sriwijaya. Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) menyebabkan artefak-artefak kuno bermunculan di lokasi, sehingga mengundang perburuan oleh warga

Perburuan harta karun ini ternyata sudah terjadi sejak 14 tahun lalu, tepatnya 2005.

Kolektor Benda Peninggalan Sriwijaya Okky Okta Wijaya mengungkapkan, selain kaya akan benda peninggalan berharga, kawasan gambut di Kecamatan Cengal, OKI, khususnya di Desa Sungai Jeruju mengandung serbuk emas yang biasa dicari oleh warga untuk dijual.

Okky menuturkan, peninggalan Sriwijaya pertama kali ditemukan di lokasi tersebut oleh seorang warga berupa perhiasan cincin emas pada 2005.

Warga tersebut mencangkul tanah di halaman rumahnya dan menemukan cincin emas tersebut. Pencarian semakin marak memasuki 2012 seiring penemuan material mengandung serbuk emas di tanah tersebut.

Usai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) parah yang terjadi pada 2015, masyarakat semakin berbondong-bondong mencari barang berharga dan emas. Lahan bekas terbakar mempermudah akses jalan yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka.

Benda-benda purbakala ditemukan menyembul di lahan gambut yang terbakar, lokasinya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, kawasan Pesisir Timur Sumatera. Lokasi persisnya di Kecamatan Cengal, Tulung Selapan, dan Air Sugihan.

Arkeolog Badan Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwanti mengatakan di lokasi lahan gambut yang terbakar menyebabkan banyak peninggalan masa lalu muncul ke permukaan. Beberapa benda peninggalan tersebut berupa perhiasan dan logam mulia.

"Ada barang yang bahannya emas, perhiasan kuno mata kucing berbentuk kalung buatan Mesir dan negara Indopasifik. Ada juga yang menemukan perhiasan kuno lainnya. Kalau dilihat dari ukiran dan bentuknya, emas itu buatan zaman Kedatuan Sriwijaya abad ke-9 hingga ke-14," kata Retno.

Retno mengungkapkan di kawasan tersebut pun ditemukan artefak yang berasal dari kapal, seperti kemudi, papan, serta dayung. Dugaan besar kawasan pesisir timur Sumatera dulu merupakan kawasan perdagangan atau pelabuhan besar Kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan Palembang.

Harta Karun di Karawang

Di Karawang di kawasan Batujaya, pada tahun 1980-an sempat heboh juga di surat kabar nasional soal penemuan bangunan kuno candi yang 'muncul' dari tanah. Belakangan bangunan itu dikenal sebagai Candi Jiwa dan Candi Blandongan.

Harta Karun Jepang

Tahun 1946 Tentara Nasional Indonesia (TNI) menemukan harta karun kiloan emas peninggalan Jepang di kawasan Cigombong, Bogor, Jawa Barat.

Penduduk lokal sekitar Cigombong dan tentara menggali lahan di sekitar bekas lokasi tentara Jepang, berharap mendapatkan senjata untuk melawan tentara Belanda,

"..Sersan Mayor Sidik bersama beberapa anggota polisi tentara dan rakyat menemukan sebuah guci besar. Setelah guci itu dibuka, mereka menemukan kaus kaki yang berisikan barang keras. Kaos kaki itu mereka buka satu persatu. Mereka kaget melihat isinya emas permata dan berlian yang sudah dicongkel-congkel gemerlapan," aku haji Priyatna Abdurrasyid: Dari Cilampeni ke New York (2001:102).

Nilai emas itu, menurut majalah Ekspres (29/09/1972), hampir mencapai Rp 6 miliar. Detailnya, harta karun itu berupa 7 kg emas dan 4 kg berlian, yang berasal dari Perkebunan Pondok Gede, Bogor.

Bunga Lautan yang Masih Misterius

Di tengah keramaian kisah penemuan harta karun di bumi Indonesia, ada satu yang masih menyisakan mister. Yaitu Kapal Flor de la Mar.

Konon, kapal yang belum juga ditemukan ini, menyimpan berton-ton emas. Kapal besar Flor de la Mar yang berarti bunga lautan adalah salah satu armada Portugis. Kapal ini terbesar dan terbaik di lautan pada masanya.

Kapal bobot 400 ton ini selesai dibuat di Lisboa pada 1502. Pelayaran perdananya adalah dari Lisboa ke India, Estevao da Gama sebagai nakhodanya. Dia adalah sepupu dari legenda penjelajah Portugis, Vasco da Gama. Kapal ini pernah bocor di perairan Mozambik, Afrika dan harus istirahat dua bulan di Mozambik.

Flor de la Mar ikut serta dalam rombongan Portugis yang dipimpin Afonso de Albuquerque dalam penaklukan Goa (India) dan Malaka tahun 1511. Meski kondisinya tak begitu baik sejak di Mozambik.

Sebagai kapal besar, Flor de la Mar menjadi kapal utama yang dikawal kapal-kapal kecil. Rombongan tiba pad akhir tahun 1511 di Malaka.

Di Malaka, Albuquerque yang kesal kepada Sultan Mahmud yang mengulur waktu pembebasan armada Portugis yang ditawan, mengerahkan armada tempurnya menghancurkan kekuatan Sultan Mahmud hingga kerajaannya ditinggalkan. Harta milik Sultan yang sangat banyak pun disita.

Akhir tahun 1511, Flor de la Mar dimuati 60 ton emas. Albuquerque sebagai nakhoda tertinggi rombongan memerintahkan segera angkat jangkar dari Malaka untuk menyetor jarahan ke Portugis.

Kapal Flor de la Mar dan kapal-kapal pengiringnya pun meninggalkan Malaka. Namun, badai menyinggahi Flor de la Mar yang sedang berlayar di perairan Pedir, daerah Pidie, Aceh Barat. Kapal akhirnya karam.

Badai, ombak dan kilat membuat kapal oleng dan sebagian karam. Namun, nakhoda utama rombongan itu selamat.

"Uang emas, perak, tembaga, dan timah dari Malaka, kebanyakan uang logam timah hilang dalam Flor de la Mar," tulis Afonso dalam laporan panjangnya.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami