Inggris dan Prancis Tegaskan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Mendesak
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan perlunya memasukkan bantuan ke wilayah Gaza, Palestina yang digempur Israel.
Kedua pemimpin negara itu mengaku prihatin tentang penyaluran bantuan ke Gaza dan risiko meluasnya perang Israel-Hamas, kata Downing Street setelah keduanya berbicara melalui telepon, Minggu (29/10).
Pasukan Israel telah memperluas operasi darat mereka di Gaza sementara jet-jet tempur mereka telah menghantam ratusan target Hamas dalam apa yang disebut Israel sebagai tahap kedua dari perang yang telah berlangsung selama tiga minggu.
Sunak dan Macron telah mengunjungi Israel dan negara-negara tetangga sejak serangan mematikan oleh kelompok bersenjata Hamas di Israel awal bulan ini yang memicu konflik.
"Kedua pemimpin menekankan pentingnya memasukkan bantuan kemanusiaan yang mendesak ke Gaza. Mereka sepakat untuk bekerja sama dalam upaya-upaya untuk menyalurkan makanan, bahan bakar, air dan obat-obatan yang sangat penting bagi mereka yang membutuhkan, dan untuk membawa keluar warga negara asing," kata juru bicara Sunak, mengutip Reuters.
"Mereka menyatakan keprihatinan bersama atas risiko eskalasi di wilayah yang lebih luas, khususnya di Tepi Barat."
Menurut sebuah pernyataan dari kantor Macron, kedua pemimpin tersebut juga menegaskan kembali hak Israel untuk mempertahankan diri dalam batas-batas hukum internasional dan pentingnya menemukan cara untuk membebaskan para sandera yang ditahan oleh Hamas.
Kedua pemimpin mengatakan bahwa solusi dua negara yang telah lama terhenti, yang membayangkan negara merdeka untuk Israel dan Palestina, adalah cara terbaik untuk menciptakan perdamaian.
10 truk bantuan dari Mesir
Sebanyak 10 unit truk bantuan untuk warga Gaza dilaporkan telah melewati prosedur pemeriksaan di penyeberangan perbatasan Rafah dan diterima oleh Palang Merah Palestina di sisi Gaza pada hari Minggu.
"Hari ini kami menerima 10 truk dari saudara-saudara kami di Palang Merah Mesir melalui perlintasan Rafah, yang berisi pasokan makanan dan kebutuhan medis. Jumlah total truk yang diterima sejauh ini telah mencapai 94 truk, sementara bahan bakar belum diizinkan masuk," kata Palang Merah Palestina dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu sore, mengutip CNN.
Wartawan CNN di lapangan melihat sebanyak 40 truk dari Aliansi Nasional Mesir untuk Pekerjaan Pembangunan Sipil tiba di sisi Mesir di perlintasan antara Sabtu dan Minggu pagi - sebagian besar dari mereka sedang menunggu untuk menjalani pemeriksaan keamanan sebelum memasuki Gaza.
Militer Israel memperkirakan akan ada lebih banyak lagi truk bantuan yang akan segera memasuki Gaza. CNN juga melihat kepala jaksa penuntut Mahkamah Pidana Internasional, Karim Khan, di perlintasan Rafah.
Penyeberangan Rafah adalah satu-satunya pintu masuk ke Gaza yang tidak dikontrol oleh Israel, yang telah menerapkan "pengepungan total" terhadap daerah kantong yang dikuasai Hamas dan lebih dari 2 juta warga Palestina yang tinggal di sana.
Beberapa truk bantuan telah berhasil memasuki Gaza melalui Mesir sejak krisis, tetapi badan utama PBB yang bekerja di Gaza telah memperingatkan bahwa pengiriman yang terbatas tidak banyak membantu memenuhi kebutuhan kemanusiaan - dan lebih banyak lagi bantuan yang dibutuhkan.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah. Ribuan warga Gaza bahkan sempat merangsek memasuki gudang bahan makanan milik PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk berebut mengambil bahan-bahan kebutuhan pokok.
UNRWA mengatakan ribuan masyarakat Gaza itu masuk ke gudang pusat distribusi bantuan. Barang-barang yang menjadi rebutan demi bisa bertahan hidup antara lain tepung hingga bahan pokok lain.
"Ini adalah tanda yang mengkhawatirkan, di mana tatanan sipil mulai rusak setelah tiga minggu perang dan pengepungan ketat di Gaza," tulis pernyataan resmi UNRWA.
Israel kelihatannya belum akan mengurangi intensitas gempurannya ke wilayah Gaza, Palestina, meski sudah banyak desakan untuk melakukan gencatan senjata dengan Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan perang dengan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza akan berlangsung lama. Saat ini perang sudah "memasuki fase baru" dan Israel tampaknya belum akan mengakhiri gempuran ke wilayah Gaza.
Hal tersebut disampaikan Netanyahu dalam sebuah konferensi pers pada Sabtu (28/10) dan dalam kesempatan itu ia turut menarik hubungan antara konflik dengan Hamas dan Perang Arab-Israel antara tahun 1947 dan 1949, yang terjadi ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.
"Perang di dalam Gaza akan berlangsung lama. Ini adalah perang kemerdekaan kedua kami. Kami akan menyelamatkan negara kami," kata Netanyahu.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net