search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kemenag Investigasi Dugaan Santriwati Hamil hingga Melahirkan di Ponpes
Kamis, 19 Januari 2023, 22:22 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Kemenag Investigasi Dugaan Santriwati Hamil hingga Melahirkan di Ponpes.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lombok Tengah turun investigasi kasus santriwati Kelas II MA yang diduga hamil dan melahirkan di pondok pesantren. Santriwati ini diduga dihamili kekasihnya yang sama-sama nyantri di Pondok Pesantren (Ponpes) tersebut.

“Saya tidak dapat laporan tapi tahu informasi dari media,” ungkap Kasi Pendidikan Pondok Pesantren Kemenag Lombok Tengah, H Hasanudin, dikutip TribunLombok.com, Rabu (18/1).

Kasus santriwati hamil hingga melahirkan di pondok pesantren itu baru terbongkar setelah santriwati diketahui melahirkan bayi hasil hubungan dengan kekasihnya. Kemudian proses melahirkan dilakukan di wilayah Kabupaten Lombok Utara.

Dengan terbongkarnya kasus ini, kedua santri dan santriwati itu dikeluarkan dari pondok pesantren baru-baru ini.

“TKP bukan di pondok pesantren,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan Kemenag Lombok Tengah, asrama pondok bagi santri dipastikan belum ada izin dari Kemenag. Untuk itu, pihaknya memberikan pembinaan kepada pihak pondok untuk melakukan beberapa hal.

Pertama, melakukan pemisahan antar santri laki-laki dengan santri perempuan dan membuat pintu-pintu khusus. Kedua, memperbaiki dan mengubah sarana dan prasarana.

Ketiga, melakukan pengawasan dan memperbanyak tenaga pendidik pengawas, keempat membuat jadwal piket dan waktu istirahat.

"Untuk kelanjutan sekolah kami sudah berikan solusi kepada pihak yayasan dan sekolah untuk saling berkoordinasi untuk program piket,” jelasnya.

Dalam kejadian ini, Kemenag Lombok Tengah mengimbau orang tua santri dan pihak pengelola Ponpes. Mereka diharapkan lebih awas dan peka dengan kondisi pondok dan asrama. Membangun sinergitas dengan semua personel di pondok, mengaktifkan jadwal piket dan kegiatan.

Membenahi lingkungan, memperbanyak kajian tentang ahklak budi pekerti dan pengawasan penggunaan HP, bila perlu ditiadakan HP selama di pondok dan asrama.

Atas kejadian ini, pihak pondok dan yayasan belum ada yang mau memberikan keterangan dalam kasus ini. Mereka menolak untuk diwawancarai saat beberapa kali dikonfirmasi tapi menolak.

“Mohon maaf, mohon maaf sekali lagi,” jawab petinggi ponpes yang menolak disebut identitasnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami