search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Korsel Waspada, Korut Mau Kirim Balon Isi Tinja 100 Kali Lebih Banyak
Minggu, 9 Juni 2024, 09:18 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Korsel Waspada, Korut Mau Kirim Balon Isi Tinja 100 Kali Lebih Banyak

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Korea Selatan tengah mewaspadai kemungkinan Korea Utara akan kembali mengirimkan balon propaganda isi sampah dan tinja 100 kali lipat lebih banyak pada Minggu (9/6)

.Dilansir AFP, juru bicara militer Korsel mengaku tengah "memantau secara ketat dengan kewaspadaan", karena kemungkinan akan ada lebih banyak balon sampah yang dikirimkan ke perbatasan.

Dalam dua pekan terakhir, Korut mengirimkan lebih dari 700 balon isi tinja dan sampah ke Korsel. Korut menyebut hal itu sebagai respons atas balon propaganda anti-Pyongyang yang dikirim oleh aktivis dan pembelot di Korsel.

Setelah beberapa kali mengirim balon isi sampah, Korut mengatakan akan menghentikan pengiriman balon itu untuk sementara waktu.

Namun beberapa hari kemudian, sebuah kelompok aktivis Korsel yang disebut "Pejuang Pembebasan Korea Utara" melakukan aksi balasan dengan mengirim 10 balon isi musik K-pop, drama Korea, dan 200 ribu selebaran menentang Kim jong Un.

Hal ini ditanggapi Korut dengan mengatakan akan membalas dengan "kertas bekas dan sampah" yang jumlahnya seratus kali lipat lebih banyak ke Korsel.

Akibat aksi saling balas ini, awal pekan ini Korsel menegaskan akan menangguhkan perjanjian militer 2018 sepenuhnya dengan Korut. Perjanjian itu padahal dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan kedua negara.

Aktivis di Korsel memang telah lama mengirimkan balon propaganda ke Korut, berisi selebaran anti-Pyongyang, uang tunai, beras, hingga USB isi serial TV Korsel.

"Kami hanya melakukan apa yang telah kami lakukan sejak lama, untuk membantu warga Korut yang kelaparan," kata pemimpin kelompok aktivis itu, Park Jung Oh.

Hal ini membuat Korut marah, karena pemerintah Kim Jong Un sangat sensitif akan akses masyarakatnya terhadap budaya pop Korsel. (sumber: cnnindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami