search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pangeran MbS-Xi Jinping Makin Mesra di Tengah Keretakan AS-Saudi
Senin, 5 Desember 2022, 18:10 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Pangeran MbS-Xi Jinping Makin Mesra di Tengah Keretakan AS-Saudi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Cina Xi Jinping bakal bertemu dengan sejumlah pemimpin Arab, termasuk Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), di Riyadh. Pertemuan itu direncanakan dalam rangka konferensi tingkat tinggi (KTT) negara-negara Arab dan Cina pada 9 Desember mendatang.

Agenda KTT Arab-Cina digelar di tengah retaknya hubungan Amerika Serikat dan Saudi buntut kebijakan energi Saudi dan tekanan Washington kepada kerajaan untuk ikut mengisolasi Rusia. Sejumlah pengamat menilai pertemuan antara Cina dan negara-negara Arab itu dilakukan untuk membahas tatanan global yang telah terpolarisasi.

"Riyadh bekerja sesuai dengan perhitungan strategis yang harus mengakomodasi Beijing, karena sekarang [Cina] merupakan mitra ekonomi yang sangat diperlukan," kata Ayham Kamel, kepala Timur Tengah dan Afrika Utara di Eurasia Group, seperti dikutip Reuters.

Pengamat menilai Riyadh sedang memetakan kebijakan luar negeri yang mampu memenuhi transformasi ekonomi nasionalnya di tengah hubungan yang makin buruk dengan AS.

"Tentu saja ada risiko memperluas hubungan dengan Cina bisa jadi bumerang dan mengarah pada perpecahan (lebih lanjut) dalam hubungan AS-Saudi. Tetapi MbS tentu saja tidak melakukan ini karena alasan dendam," kata Kamel.

Hubungan AS dan Saudi sendiri memang memburuk beberapa waktu terakhir. Kerenggangan tersebut terjadi setelah AS merilis laporan pelanggaran hak asasi manusia yang menyeret nama MbS atas kematian jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.

MbS dituding menjadi dalang dalam pembunuhan Jamal Kashoggi. Terkait laporan itu, MbS mengatakan kepada majalah The Atlantic pada Maret bahwa dia tak peduli apakah Presiden AS Joe Biden salah paham dengannya dan mengatakan bahwa orang nomor satu AS itu mestinya fokus pada urusan di negaranya sendiri.

Dalam sambutannya seperti yang dilaporkan kantor berita Saudi SPA, di bulan yang sama, MbS juga mengatakan bahwa ia bisa saja memutuskan untuk mengurangi investasi antara Saudi dan AS.

Di tengah keretakan itu, Saudi kini justru semakin mesra dengan Cina. Xi Jinping bahkan disebut bakal disambut mewah yang mirip dengan kunjungan Donald Trump ke negara itu pada 2017 silam, menurut keterangan para diplomat.

Sambutan itu berbeda dengan yang diterima Biden saat melawat Saudi pada Juli lalu. Biden saat itu diketahui tak menjabat tangan MbS dan hanya memberinya tepukan di tangan.

Dalam pertemuan mendatang, delegasi Cina diperkirakan bakal menandatangani belasan perjanjian dengan Saudi dan negara-negara Arab lainnya yang mencakup energi, keamanan, dan investasi.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami