search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Remehkan Tolak Reklamasi, Ngurah Harta Sayangkan Sikap Wayan Koster
Selasa, 24 April 2018, 07:05 WITA Follow
image

beritabalicom/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Budayawan Bali dan Pinisepuh Perguruan Sandhi Murti I Gusti Ngurah Harta sangat menyayangkan sikap calon gubernur Bali dari PDIP I Wayan Koster yang meremehkan perjuangan rakyat Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa sejak 5 tahun lalu. 
 
[pilihan-redaksi]
"Saya sangat menyayangkan pernyataan seorang politisi senior seperti Wayan Koster yang kelihatan meremehkan perjuangan rakyat Bali yang menolak reklamasi Teluk Benoa. Perjuangan sudah sangat lama. Lalu dengan entengnya seorang Koster mengatakan kalau soal reklamasi Teluk Benoa dia bisa melakukannya sendiri. Ini meremehkan segala sesuatu yang sudah diperjuangkan selama ini," ujarnya kepada wartawan di Denpasar, Senin (23/4/2018). 
 
Menurutnya, kalau dengan enteng mengatakan bisa memperjuangkan sendiri untuk isu sensitif reklamasi Teluk Benoa, maka publik akan bertanya kemana Pak Koster selama berkarir sebagai politisi senior di Senayan selama ini. 
 
"Koster itu berkarir di Jakarta. Tetapi sejak isu reklamasi Teluk Benoa, kita di Bali tidak pernah mendengar perjuangan itu. Malah kalau saya tidak salah ingat, dulu Koster malah mendukung agar reklamasi Teluk Benoa untuk segera terwujud. Sekarang malah terbalik dengan nada yang meremehkan. Isu ini sangat sensitif di Bali," ujarnya.
 
Menurutnya, dalam video yang viral dan tersebar di berbagai media sosial, Koster juga meremehkan Wayan Gendo Suardana. 
 
"Kalau Koster paham, sebenarnya perjuangan itu bukan hanya Gendo sendiri. Orang-orang di belakang Gendo itu banyak. Mereka itu berasal dari para bendesa adat, budayawan, tokoh agama, seniman, akademisi, aktifis lingkungan hidup dan sebagainya. Jadi begitu Koster meremehkan Gendo, yang lainnya akan ikut diremehkan, dan ikut terluka," ujarnya. 
 
Ia meminta Koster harus paham dengan hal tersebut karena reklamasi Teluk Benoa itu tidak hanya soal ancaman terhadap lingkungan hidup di Bali tetapi ancaman terhadap tatanan dan budaya Bali. Ada 80 persen orang Bali yang kalau ditanya dipastikan akan menolak reklamasi Teluk Benoa. Ada puluhan dan bahkan ratusan desa adat di Bali juga sudah jelas memberikan pernyataan sikap tegas menolak reklamasi Teluk Benoa. 
 
"Apalagi desa adat yang ada di Kuta, Kuta Selatan, Kuta Utara, Denpasar Selatan, yang semuanya menolak reklamasi Teluk Benoa. Belum lagi semua desa adat lain yang menolak. Jumlahnya sangat banyak. Desa adat itu benteng terakhir adat dan budaya Bali. Jadi Koster jangan main-main dengan hal tersebut," ujarnya.
 
Menurutnya, tindakan Koster itu sebenarnya kontra produktif dengan janji-janji politik yang disampaikan selama ini. 
 
[pilihan-redaksi2]
"Katanya mau membangun wantilan, pura dan sebagainya. Yang dibangun fisiknya saja. Reklamasi Teluk Benoa sikapnya tidak jelas. Itu juga menyangkut esensi budaya Bali. Kalau sikapnya tidak jelas seperti itu, bagaimana nasib Bali ke depannya," ujarnya. 
 
Ia menjelaskan, saat mencermati rekaman Koster yang viral, semestinya publik Bali tahu bahwa sikapnya terhadap reklamasi Teluk Benoa yang diperjuangkan selama ini sesungguhnya tidak jelas. Dalam rekaman itu jelas terdengar bahwa Koster sangat abu-abu. 
 
"Urusan reklamasi saya tidak ikut arus yang pro. Tidak ikut arus yang kontra. Tidak perlu ada kompromi. Apalagi sama Gendo. Memangnya siapa itu Gendo. Selesai cukup saya sendiri," ujarnya mengulangi kata-kata Koster yang viral di medsos. Ia menilai pernyataan ini meremehkan masyarakat Bali. [bbn/rls/psk]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami