search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia Tembak 80 Roket Dekat PLTN Ukraina, 13 Orang Tewas
Kamis, 11 Agustus 2022, 08:30 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Rusia Tembak 80 Roket Dekat PLTN Ukraina, 13 Orang Tewas

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Setidaknya 13 orang tewas setelah Rusia menembakkan 80 roket ke area dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina, pada Rabu (10/8). Valentin Reznichenko selaku gubernur kawasan tempat PLTN berdiri, Dnipropetrovsk, mengatakan kebanyakan korban tewas merupakan warga yang tinggal di sekitar Sungai Dnieper.

Sungai itu sendiri membentang di seberang PLTN Zaporizhzhia. Serangan ini pun memicu kekhawatiran akan gerak-gerik Rusia yang dapat berujung pada bencana nuklir.

"Malam ini sangat buruk. Saya meminta dan memohon kepada kalian, jangan biarkan Rusia membunuh kalian," ujar Reznichenko, sebagaimana dikutip AFP.

Lebih jauh, kepala dewan kawasan setempat, Mykola Lukashuk, mengatakan bahwa serangan roket Rusia ini juga menghancurkan jaringan listrik. Belakangan, Ukraina dan Rusia memang terus saling tuduh serangan di sekitar PLTN Zaporizhzhia.

Pekan lalu, pemerintah bentukan Rusia di Enerhodar menuding tentara Ukraina menyerang kawasan PLTN Zaporizhzhia menggunakan bom klaster yang ditembakkan dari pelontar roket Uragan.

Mereka menyatakan kepada kantor berita TASS bahwa proyektil yang ditembakkan pasukan Ukraina jatuh "400 meter dari reaktor yang aktif."

Menurut mereka, serangan itu merusak sejumlah bangunan dan jatuh "di zona tempat penyimpanan bahan bakar nuklir yang sudah terpakai."

Meski demikian, perusahaan energi nuklir Ukraina yang mengoperasikan PLTN Zaporizhzhia, Energoatom, menyatakan "militer Rusia terus melakukan tindakan terorisme nuklir" di sana.

"Kemarin, Rusia sekali lagi menembakkan roket di PLTN Zaporizhzhia dan Kota Enerhodar. Satu karyawan dirawat di rumah sakit karena terluka akibat ledakan itu," demikian pernyataan Energoatom.

PLTN Zaporizhzhia sendiri saat ini dikuasai pasukan Rusia. Namun, tim Energoatom masih bekerja untuk operasional di PLTN terbesar di Eropa tersebut.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami