search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Seram Segel Hutan Adat Penghasil Batu Marmer
Kamis, 20 Juli 2023, 13:11 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Warga Seram Segel Hutan Adat Penghasil Batu Marmer

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Warga adat Nuniali, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku memasang segel adat 'sasi' atau tanda pelarangan aktivitas penambangan batu marmer di hutan Gunung Tanjung Kalawai.

Masyarakat Nuniali menilai perusahaan tambang telah melakukan penyerobotan hutan adat sehingga mereka pun melakukan perlawanan secara adat di kawasan Gunung Kawalai tersebut.

Seorang warga adat Godlife Sekerone mengatakan hutan yang rencana dibongkar itu bernama 'Tanjung Kalawai'.

Hutan tersebut, merupakan peninggalan leluhur mereka pasalnya terdapat satu mata rumah yang sempat tinggal mendiami hutan tersebut.

"Hutan ini peninggalan nenek moyang kami, di hutan ini terdapat satu mata rumah yang menjaga dan merawat hutan ini sehingga situs hutan ini harus dijaga, tidak bisa dibiarkan, situsnya masih ada," ujarnya dalam sebuah video yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (19/7).

Untuk itu, kata dia, pihaknya akhirnya mendirikan sepuluh baliho pelarangan aktivitas tambang yang tersebar di 8 titik. Empat di antaranya terpasang di bibir pantai dan enam buah terpasang di hutan.

Warga, kata dia juga menggelar upacara adat yang dipimpin langsung tetua adat dengan memasang segel adat 'sasi' atau tanda pelarangan aktivitas penambangan batu marmer oleh perusahaan. Upacara adat digelar, sambungnya, untuk melarang pengambilan hasil Sumber Daya Alam (SDA) di hutan adat mereka.

"Pasang baliho dan segel adat 'sasi' sebagai bentuk protes dan perlawanan untuk melindung hak ulayat kami, kita ini masyarakat adat, negeri adat, kita punya hak ulayat dan wajib bagi kami untuk melindungi hutan adat kita, kami tidak mau orang lain yang tak punya kepentingan datang lalu mengusai hak kita," ucapnya.

Mereka lantas meminta perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu marmer tersebut segera angkat kaki dan dilarang keras untuk melakukan aktivitas dalam bentuk apapun di hutan Gunung Kalawai.

Hutan Gunung Kawalai belakangan diketahui memiliki serat kandungan kekayaan alam batu marmer yang melimpah. Di sisi lain, kawasan hutan tersebut merupakan perkampungan pertama leluhur dan di sana masih tersimpan benda-benda pusaka dan situs bersejarah peninggalan nenek moyang warga adat Nuniali.

"Ini tidak bisa kita biarkan karena ini merupakan asset kekayaan masyarakat adat yang perlu dijaga dan dilestarikan," ucap Godlife Sekerone.

Masyarakat adat Nuniali khawatir nantinya aktivitas pertambangan itu akan membawa musibah besar seperti tanah longsor dan banjir menerjang permukiman mereka apabila perusahaan mengeksploitasi batu marmer dengan menggunduli pepohonan di hutan Gunung Kalawai.

"Sampai kapanpun kita siap untuk memperjuangkan hak-hak kita sebagai masyarakat adat, inilah kita tantang, kita tidak mau, dari dulu kehormatan kita diinjak-injak dan hutan kita diobok-obok," ujar Godlife Sekerone.

Lebih lanjut ia mengaku beberapa hari yang lalu pihak perusahaan melalui tim Analis Dampka Lingkungan (Amdal) Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku telah turun kembali ke lokasi untuk mengambil sampel di hutan Gunung Kalawai.

Dikonfirmasi, terpisah Penjabat Bupati Seram Bagian Barat Andi Chandra AS'adudin belum merespons terkait warga adat memasang segel adat 'sasi' di hutan sebagai bentuk penolakan terhadap aktivitas pertambangan untuk mengeksploitasi kekayaan alam di hutan Gunung Kalawai.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami