Xi Jinping Perdana 'Keluar Kandang' Demi Temu Putin
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden China Xi Jinping akan meninggalkan China untuk pertama kalinya dalam dua tahun lebih untuk mengunjungi Uzbekistan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Dinas luar negeri yang pertama dilakukan Xi sejak pandemi Covid-19 melanda dunia.
Xi dijadwalkan melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Kazakhstan pada Rabu (14/9) dan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Shanghai di Kota Samarkand.
Istana Kepresidenan Kremlin mengatakan Xi dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT tersebut. Penasihat Kebijakan Luar Negeri Rusia, Yuri Ushakov, juga sebelumnya mengatakan Putin akan bertemu Xi di KTT tersebut namun tak memberikan rincian soal waktu dan apa yang akan dibahas kedua presiden itu.
Namun, pertemuan Xi dan Putin ini berlangsung ketika Barat dan Rusia masih tegang gegara invasi Moskow ke Ukraina. Relasi Amerika Serikat dan China juga terus memanas akibat lawatan sederet pejabat Negeri Paman Sam ke Taiwan selama Agustus kemarin.
Dikutip Reuters, pertemuan Xi dan Putin ini dinilai menjadi kesempatan keduanya menggarisbawahi pengaruh China, sementara Putin juga bisa menunjukkan pengaruh Rusia terhadap Asia yang cukup besar.
Selain itu, sejumlah pengamat menilai pertemuan ini bisa menjadi momen kedua presiden menunjukkan kekompakan menentang pengaruh AS dan negara Barat.
"Ini semua tentang Xi menurut saya, dia ingin menunjukkan betapa percaya diri dia di dalam negeri dan dilihat sebagai pemimpin internasional negara-negara yang menentang hegemoni Barat," kata pengamat politik internasional sekaligus penulis buku tentang Xi berjudul "Bendera Merah", George Magnus.
"Secara pribadi saya membayangkan Xi akan paling cemas tentang bagaimana perang Putin akan berlangsung dan memang jika Putin atau Rusia ikut bermain di beberapa titik dalam waktu dekat karena China masih membutuhkan kepemimpinan anti-Barat di Moskow," paparnya menambahkan.
Sementara itu, dosen senior studi politik dan hubungan internasional di UNSW Sydney, Alexander Korolev, mengatakan lawatan perdana Xi ke luar negeri ini menunjukkan "China bersedia untuk tidak hanya melanjutkan 'bisnis seperti biasa' dengan Rusia tetapi bahkan menunjukkan dukungan eksplisit dan mempercepat pembentukan keselarasan China-Rusia yang lebih kuat."
Sejak invasi Rusia ke Ukraina terjadi, China terus mendapat kritik dari Barat lantaran gagal mengecam tindakan Putin dan ogah menerapkan sanksi untuk menghentikan gempuran ke Ukraina.
"Beijing enggan menjauhkan diri dari Moskow bahkan ketika menghadapi konsekuensi terhadap reputasi yang serius dan risiko menjadi target sanksi ekonomi sekunder," ucap Korolev.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net