Beberapa Nama Pelaku Sudah Terdeteksi

Selasa, 1 Januari 2008, 18:36 WITA Follow
image

image.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kapoltabes Denpasar Kombes Pol Drs. Yopianes Mahar SH mengatakan, beberapa nama dari pelaku penyerangan sudah terdeteksi. Tinggal menangkap dan mengajukannya ke meja hijau. Seberapa jauh ?

Dilokasi kejadian, Kapoltabes Denpasar Kombes Pol. Drs. Yopianes Mahar SH yang dimintai komentarnya membenarkan, pihak kepolisian belum berhasil mengamankan satu pun pelakunya. Setidaknya, aparat kepolisian telah mengantongi nama-nama pelaku penyerangan dan masih memburu.

“Beberapa nama sudah terdeteksi. Masih dikejar, barang bukti yang diamankan satu belati” jelasnya.

Apakah ada dugaan rebutan lahan? Kapoltabes tidak menjawab. Dikatakannya, sejauh ini motif bentrok di De Jay Kafe masih dikembangkan, dan bila pelakunya tertangkap dipastikan, motif penyerangan akan terbongkar.

“Untuk motifnya masih kita kembangkan. Karena pelakunya belum ditangkap,” delik mantan Ka Densus 88 Polda Bali ini.

Ada pun barang bukti yang diamankan berupa, sebuah samurai, belati yang gagangnya copot, 4 batu bata, helm, celana panjang biru dan baju lengan pendek penuh bercak darah milik Kayun, celana panjang hitam milik Budi, pecahan gelas, patahan kursi kayu.

Insiden penyerangan sekelompok preman berjumlah 20 orang, diduga bernuansa rebutan lahan. Kelompok preman diindikasi ingin mencari sensasi dengan melakukan keributan. Yang notabene, agar pihak De Jay Kafe memberikan toleransi alias jatah bulanan. Benarkah ?

Dari empat bodyguard yang dua diantaranya, Mustiada alias Budi (40) dan Wayan Suparta alias Kayun, telah lama bekerja di Kafe Dejey. Keduanya bertugas sebagai jasa pengamanan dibayar Rp 750 ribu perbulan. Tugasnya, menindak pengunjung yang berbuat kerusuhan di De Jay Kafe.

“Mereka (korban) tidak diangkat sebagai karyawan Kafe, tapi digaji perbulan Rp 750 ribu. Kalau ada ribut-ribut, mereka dipanggil,”kata Putu Sukadana, penanggung jawab De Jay Kafe.

Sumber menyebutkan, ke empat bodyguard dan kelompok preman sebenarnya saling kenal. Hanya saja, diantara mereka tidak ada kecocokan. Diduga kelompok preman itu iri, karena mereka tidak dipercaya sebagai bodyguard sewaan.

Akibatnya, mereka mencari gara-gara. Merencanakan penyerangan berdalih masuk secara gratis. Yang intinya, bila melakukan keributan, suatu ketika pemilik De Jay Kafe takut dan otomatis mereka dipanggil untuk menggantikan posisi 4 bodyguard tersebut.

Setelah ditolak masuk gratis, geng preman mengamuk dan melakukan perusakan. Justru dari insiden bentrok menewaskan dua bodyguard, salah satunya Budi, mantan tentara desersi sekaligus adik kandung boss di sebuah tempat hiburan malam di Jalan Teuku Umar Denpasar.

Kelompok yang berkelahi ini sebenarnya saling kenal. Tapi selama ini sudah tidak cocok. Mereka (20 preman) hanya mencari nama saja,” bisik sumber petugas.

Informasi terakhir, seorang turis asing yang kebetulan lewat di depan De Jay Kafe, menjadi sasaran amuk perkelahian. Bule tersebut terkena lemparan batu namun bisa lolos dari penyerangan.

Bule yang menginap di Hotel Kuta Paradiso itu, langsung dijaga ketat aparat kepolisian dari Brimob. Dari pengamatan Beritabali.com, satu pleton Dalmas tampak bersiaga didepan Hotel menjaga situasi. Sayang, pihak Hotel dalam hal ini chief security membantah, bule tersebut menginap di Hotel.

“Siapa bilang turis itu jadi korban dan tinggal di Hotel ini. Tidak ada itu. Coba langsung ke lokasi, tanya ke sana” katanya setengah jengkel melihat wartawan ngeluruk ke Hotel.

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami