search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kemarau Berkepanjangan, Petani Pasrah
Kamis, 15 September 2011, 16:22 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Petani di daerah Kecamatn Mendoyo, Kabupaten Jembrana, saat ini hanya bisa pasrah. Sebelumnya sawah mereka terkena banjir. Kini mereka dihadapkan dengan kenyataan kemarau panjang sejak bulan juli lalu.

Kondisi ini bisa berimbas pada gagal panen. Akibat hujan yang tak kunjung turun, lahan pun menjadi kering, bahkan tanah menjadi retak. Takut rugi, banyak petani yang memilih tidak menanam di lahan mereka.

“Sekarang sudah musim kemarau. Jadi banyak tanaman padi yang kering,” kata Ida Bagus Putu Sugandhi, salah satu petani. Menurutnya, seharusnya saat ini tanaman padinya sudah tumbuh tinggi. Pertumbuhannya terhambat karena tidak mendapat pasokan air yang cukup.

Lahan yang kekeringan pada sawah mereka seluas 1 hektar lebih. Ini mengakibatkan gagal panen. Selain kekeringan, saluran irigiasi perairan juga tampak kekeringan, seperti di bendungan Desa baluk. Debit air di bendungan tersebut sangat kecil. Sehingga tidak mampu mengairi hektaran sawah dihilir bendungan. Jika dalam kondisi normal bendungan tersebut debir air mencpai 1,5 meter.

 

Dari data yang diperoleh di Dinas Pertanian Kabupaten Jembrana menyebutkan, dari luas lahan pertanian di Kabupaten Jembrana sekitar 6.832 hektar, luas lahan pertanian yang mengalami kekeringan mencapai 6.255 hektar. Sedangakan 577 hektar lahan yang kering petani mencoba untuk menanam palawija. 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami