search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jelang Puncak Karya Taur Tabuh Gentuh, Desa Adat Duda Gelar Upacara Melaspas
Selasa, 19 Februari 2019, 17:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com, Karangasem. Menjelang puncak Karya Taur Tabuh Gentuh di Desa Adat Duda, Selat, Karangasem yang akan berlangsung pada tanggal 6 Maret 2019 mendatang, Selasa (19/02) pagi dilaksanakan upacara melaspas Sanggar Tawang, Panggungan dan Pelinggih Catur Desa di Pure Puseh Desa Adat Duda yang dipuput oleh Ida Pedande Gede Putu Ngenjung dari Geria Duda.
 
[pilihan-redaksi]
Pemelaspasan ini merupakan simbol pembersihan terhadap tempat yang akan dipakai sebagai pelinggihan sarana (banten) dalam upacara karya mendatang. Masing masing bagian yang diplaspas memiliki fungsinya masing masing seperti Sanggar Tawang sebagai tempat ditaruhnya upakara atau banten yang ditujukan untuk alam "Swah" (atas). Panggungan untuk tempat upakara yang ditujukan ke alam "Bwah"  (tengah) dan untuk alam "Bhur" (bawah) yang langsung dilakukan diatas pertiwi atau tanah.
 
Dijelaskan Prawartawa Karya, Ida Bagus Gede Suyasa, SE. Karya Taur Tabuh Gentuh ini dilaksankan sesuai dengan awig yang ada di Desa Adat Duda yaitu pada Isaka Ngewindu atau Isaka ekor kosong. Jika dihitung kedatangan tahun Isaka Ngewindu ini relatif karena menggunakan perhitungan tahun Caka sehingga ada yang datangnya 10 tahun sekali, 11 tahun sekali, 12 tahun sekali atau bahkan 14 tahun sekali seperti yang terjadi pada karya saat ini dimana terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2005.
 
Setelah upacara melaspas, dudonan Karya selanjutnya yakni upacara melasti yang akan berlangsung pada tanggal 3 Maret 2019 mendatang. Upacar melasti ini akan dilaksanakan di Pantai Buitan, Manggis, Karangasem. 
 
Sementara itu, sebelum puncak karya nanti pada 6 Maret 2019. Terlebih dahulu dilaksanakan nuut tirta dari sejumlah Pura di Bali, diantaranya, Pura Ulun Danu, Pura Besakih, Pura Pasar Agung, Pura Lempuyang, Tirta Segara, Pura Kentel Gumi, Pura Puser Bumi, Pura Kancing Gumi dan Pura Pancer Bumi. 
 
Saat puncak Karya, upakaranya akan memakai Sarana Taur sebanyak10 ekor ayam. Selain itu, dalam sarana upakara utamanya juga memakai beberapa jenis binatang seperti Menjangan, Petu (sejenis kera), Lubak (musang), Kambing, Kerbau, Sapi dan Asu (anjing) belangbungkem serta satu ekor Anggsa. 
 
Upacara Karya Taur Tabuh Gentuh ini sendiri merupakan sebagai bentuk wujud terima kasih kepada ibu pertiwi karena semua mahluk dibumi sudah diberikan kehidupan, serta diberikan berkah hasil bumi yang belimpah. 
 
"Karya ini bertujuan sebagai ungkapan terimakasih kepada ibu pertiwi, karena beliau tidak pernah marah kepada kita semua meskipun tingkahlaku kita ada yang baik maupun buruk," kata Ida Bagus Suyasa.
 
Ditambahkan Jero Bendesa Adat Duda, I Komang Sujana, Dalam karya ini, juga ada ritual yang dilaksanakan di setiap pelingih catur Desa, ritual ini selain memang sebagai wujud terima kasih kepada ibu pertiwi juga mengingatkan kepada generasi muda tentang batas wilayah sehingga kedepan tidak lagi terjadi konflik permasalahan mengenai batas Desa.
 
"Sebelum karya ini, terlebih dahulu kami selesaikan masalah batas Desa dengan berkordinasi juga bersama Desa Tetangga serta membuat pelinggih agar kedepan tidak lagi menjadi konflik," tutur Komang Sujana.
 
Dalam rangkaian Taur Tabuh Gentuh ini, akan dilaksanakan di 21 tempat berbeda. Pada pagi harinya akan dilangsungkan di 10 tempat yakni ditengah tengah dan penyirang Desa. Sedangkan sore hari sekitar pukul 14.00 wita dilanjutkan di 11 tempat lainnya seperti di Penyatur Desa dan di Pura Desa. 
 
Di satu sisi, Desa Adat Duda sendiri terdiri dari 27 Banjar Adat dengan 16 Banjar Dinas dan 3 Desa. Selain itu juga ada 3 Banjar yang berada di wilayah Desa  Ulakan, Manggis yang masuk ke Desa Adat Duda seperti Banjar Abiancanang Kaje dan Kelod serta Banjar Lemo. Dengan jumlah penduduk sekitar 3700 Kepala Keluarga. 
 
Untuk anggaran Karya sendiri menurut Prawartawa Ida Bagus Suyasa sebanyak Rp. 3.076.000.000,00. Dana tersebut berasal dari dana punia tanpa adanya pungutan peturunan dari warga. "Warga tidak dikenakan pesuan, seluruh dana berasal dari punia, dan Rp. 1 Miliar diantaranya dana punia dari LPD yang sudah dianggarkan sejak tahun 2016," ujarnya. (bbn/igs/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami