search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ngurah Harta Minta Polda Juga Selidiki Kerajaan Fiktif di Bali
Sabtu, 18 Januari 2020, 09:15 WITA Follow
image

beritabali.com/file

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Saat ini bermunculan "raja" dan "kerajaan" yang diduga fiktif. Terkait hal ini, tokoh Bali Gusti Agung Ngurah Harta atau akrab dipanggil Ngurah Harta, meminta Polda Bali mulai menelusuri dan menyelidiki adanya kerajaan fiktif di Bali.

"Di Bali ada Imajinasi kekuasaan dalam kerajaan fiktif yang sampai hari ini belum tersentuh hukum, ini sangat meresahkan masyarakat Bali, sebab ini adalah sebuah penipuan yang sebenarnya mereka secara pribadi, seseorang itu selalu menghayalkan diri sebagai raja yaitu Raja Majapahit," kata Ngurah Harta dalam laman facebook pribadi miliknya.

Saat dikonfirmasi, Ngurah Harta membenarkan itu tulisannya. Menurut Ngurah Harta, ini adalah bentuk penipuan dengan ilusi kerajaan dalam negara kesatuan republik Indonesia, dimana masyarakat telah menjadi korban dari aksi penipuan dengan bungkusan adat istiadat dan agama. Kalau ini tidak segera diproses pihak kepolisian, maka akan segera terjadi pengrusakan tatanan secara tradisional, sebab generasi milenial yang kurang memahami sejarah dengan baik dan benar akan merasa terwakili dan terlindungi keminoritasannya sebagai warga Bali dan pemeluk Hindu yang minoritas di NKRI.

"Kalau saja bapak Kapolda Bali mau melakukan aksi penangkapan atau pemeriksaan terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya, saya yakin sekali akan banyak yang siap jadi saksi dan memberikan keterangan, kita ingin mengedukasi generasi muda kita agar menjadi generasi muda yang cerdas dan tidak gampang percaya dengan imajinasi dan ramalan-ramalan yang membuat generasi kita menjadi generasi imajiner yang merusak mental mereka,"ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, banyak hal-hal ganjil yang terjadi dalam pusaran "Raja Majapahit Propinsi Bali", seperti beasiswa sampai bermiliar-miliar rupiah dan penelantaran mahasiswa yang dapat beasiswa, yang merupakan sebuah kedok untuk memuluskan misinya sebagai seorang Raja Majapahit.

"Silahkan Pak Kapolda investigasi ke lembaganya, (termasuk) pelecehan terhadap simbul-simbul agama kalau di Bali disebut Sulinggih, karena ini berbahaya bagi generasi muda Bali yang beragama Hindu. Di Jawa Polisi telah menangkap raja Keraton Agung Purwarejo Jawa Tengah dan Klaten sekarang muncul kerajaan majapahit versi Jawa Barat yaitu Sunda Empire juga sudah ditangkap oleh polda Jawa Barat, Polda Bali kapan bereaksi?,"ujarnya seraya mengatakan sedang mempersiapkan laporan ke Polda Bali terkait dugaan adanya kerajaan fiktif di Bali.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami