search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pakar Australia: Pandemi Covid-19 Berakhir 6 Tahun Lagi
Sabtu, 13 Februari 2021, 15:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Pakar Australia: Pandemi Covid-19 Berakhir 6 Tahun Lagi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pandemi Covid-19 di Indonesia berakhir 6 tahun lagi. Termasuk pandemi di seluruh dunia.

Hal itu berdasarkan pernyataan Pakar penyakit menular di Australian National University (ANU) Sanjaya Senanayake.

Dia mengatakan, dengan hanya 70 negara yang melaksanakan vaksinasi Covid-19, maka herd immunity atau kekebalan kelompok di seluruh dunia akan sulit terbentuk.

Lebih lanjut, kata Senanayake, mungkin butuh waktu lebih dari 6 tahun untuk dunia bisa mengatasi Covid-19.

"Pada tingkat vaksinasi saat ini, diperkirakan kita tidak akan mencapai cakupan global 75 persen dengan vaksin selama sekitar 6 tahun," kata Senanayake, dikutip dari Daily Star.

"Bukan 1 atau 2 tahun, tapi 6 tahun." lanjutnya.

Senanayake pun memperingatkan bahwa situasi pandemi ini tidak akan terselesaikan sampai virus Corona benar-benar dihilangkan atau setidaknya dikendalikan di setiap bagian dunia.

Terlebih virus ini terus mengalami mutasi yang bisa saja membahayakan umat manusia.

Menyinggung pemerintah Australia yang tengah menyelesaikan produksi vaksin Corona AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis di Melbourne, Senanayake mengatakan bahwa negaranya tidak akan mendapat manfaat penuh dari pelaksanaan vaksinasi jika masih banyak negara lain yang belum melaksanakannya, karena kekurangan pasokan vaksin.

"Jika kita melanjutkan vaksinasi ini, sementara di bagian lain dunia infeksi (Covid-19) masih terus tidak terkendali, maka kita akan melihat mutasi (virus Corona) yang jauh lebih jahat akan muncul, yang mungkin berdampak pada kemanjuran vaksin," jelasnya.

"Oleh karena itu, jika Anda percaya pada nasionalisme vaksin... Anda juga harus merangkul altruisme (kesejahteraan orang lain) dan memastikan vaksin diberikan dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu ke negara berkembang," tuturnya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami