search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pasca Bentrok, Begini Sikap PSHT dan Pagar Nusa
Selasa, 20 April 2021, 19:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Pasca Bentrok, Begini Sikap PSHT dan Pagar Nusa

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Insiden perkelahian sejumlah siswa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan Pagar Nusa di Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember diduga dipicu kesalahpahaman.

Kedua perguruan silat ini telah menyampaikan sikapnya terkait insiden bentrok pada Sabtu (17/4/2021) malam. Ketua Cabang PSHT Jember, H. Jono Wasinudin menganggap insiden tersebut dipicu kesalahpahaman.

"Kami menduga hanya terjadi salah paham. Artinya, kejadian itu tidak perlu diperpanjang. Usia muda, biasanya mudah terpancing emosinya," ujarnya, dikutip dari Suaraindonesia.co.id jaringan Suara.com, Selasa (20/4/2021).

Pagar Nusa Jember, lanjut dia, menyerahkan sepenuhnya perkara tersebut kepada pihak kepolisian.

"Kami yakin, pihak kepolisian akan menyelesaikan pesoalan itu dengan profesional. Jangan sampai ada mengerahkan massa ke Bangsalsari," sambungnya.

Ia kembali mengimbau, agar seluruh warga PSHT Kabupaten Jember tetap bisa menjaga kondusifitas.

"Dulur-dulur, mohon untuk saling menghormati dan jangan sampai terprovokasi oleh pihak - pihak yang tidak bertanggungjawab," pintanya.

Ia menambahkan, agar pada bulan puasa Ramadhan ini masyarakat tetap saling menjaga kerukunan.

"Ini bulan puasa semua harus bisa menahan diri. Kita sesama saudara. Terkait persoalan Bangsalsari, kita percayakan semua pada aparat hukum tidak perlu diperpanjang," pungkasnya.

Sementara, Ketua Cabang Pagar Nusa Jember Fathor Rozi mengaku dirinya masih menjalin komunikasi yang baik dengan Ketua PSHT Cabang Jember H. Jono Wasinudin.

Pihaknya juga sepakat, bahwa persoalan di Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember akan diserahkan kepada aparat hukum.

"Saya pribadi masih kontak sama H. Jono komunikasi kami masih baik. Biarkan penegak hukum yang memprosesnya," ujarnya.

Pasca peristiwa bentrok itu, lanjut dia, diharapkan dapat kembali mempererat tali persaudaraan.

"Persaudaraan sesama agama, ukhuwah wathoniah ini yang harus diperkuat.  Diakui atau tidak PSHT Jember mayoritas santri dan banyak dari Nahdlatul Ulama (NU), ini yang membuat saya juga pusing," sambungnya.

Pihaknya berharap, para pendekar Pagar Nusa dan PSHT tidak mudah terprovokasi oleh informasi tidak jelas.

"Kita percayakan pada hukum. Penegak hukum juga tidak boleh tebang pilih, siapa yang salah harus katakan salah," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah pendekar silat dari dua perguruan silat, PSHT vs Pagar Nusa, terlibat bentrok di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (17/04/2021) malam.

Bentrok tak seimbang ini menyebabkan dua orang luka parah. Lokasi bentrok ada di Jalan Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari. Informasi ini dibenarkan kepolisian setempat.

Peristiwa ini bermula saat empat pendekar silat Pagar Nusa melintas di sekitar perempatan jalan ke arah timur Desa Sukorejo. Di saat bersamaan ada sembilan pendekar PSHT berada di pinggir jalan.

Pendekar PSHT ini kemudian memanggil keempat pendekar Pagar Nusa tersebut dan menyuruh agar membuka baju yang menunjukkan identitas perguruan silat. Kontan saja para pendekar Pagar Nusa menolak.

Berikutnya cekcok terjadi dan berujung bentorkan. Saat terjadi bentrokan itu, anggota awal PSHT yang ada kurang lebih sembilan orang, bertambah satu persatu datang ke lokasi kejadian sehingga menjadi semakin banyak.

Bentrok tidak seimbang. Empat anggota Pagar Nusa dikeroyok oleh kurang lebih 20 pendekar PSHT di lokasi. Akibat perkelahian itu dua anggota Pagar Nusa yakni FZ (20) dan AF (25) mengalami luak parah.

FZ mengalami luka robek di pipi kanan, sedangkan AF mengalami luka robek di kepala belakang dan jari tangan kanan putus karena berusaha memberikan perlawanan.

Kedua pemuda warga Dusun Tegal Gebang, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, itu dilarikan ke RSUD Balung Jember untuk menjalani perawatan intensif.

Kemudian dua lainnya, yakni FR (20) dan BG (18), juga berasal dari alamat sama hanya ditetapkan sebagai saksi karena tidak mengalami penganiayaan secara langsung.

Kapolsek Bangsalsari AKP I Putu Adi Kusuma, pihaknya membenarkan adanya bentrokan antar dua perguruan silat di wilayah Kecamatan Bangsalsari.

"Membenarkan Ada Bentrokan antar perguruan silat. Tapi sekarang sudah ditangani di Mapolres, coba langsung konfirmasi ke sana ya mas," kata Adi.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami