Korut Luncurkan 2 Rudal Balistik Usai Kunjungan Biden ke Korsel
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Korea Utara melakukan uji coba dengan meluncurkan dua rudal balistik ke arah laut di lepas pantai timurnya pada Rabu (25/5), beberapa hari setelah kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Korea Selatan.
Dalam laporan kantor berita Yonhap, seperti dilansir AFP, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengumumkan jenis rudal tersebut "tidak dapat ditentukan."
Peluncuran tersebut menjadi yang terbaru dalam serangkaian uji coba senjata penghancur oleh Pyongyang tahun ini. Itu juga terjadi setelah menimbulkan kekhawatiran bahwa pemimpin Kim Jong-un akan melakukan uji coba nuklir saat Joe Biden berada di wilayah tersebut.
Saat berada di Korea Selatan, Biden bergabung dengan Presiden Yoon Suk-yeol yang baru terpilih untuk melakukan pembicaraan, termasuk membahas latihan militer yang diperluas untuk melawan serangan Kim Jong-un.
Pada hari terakhirnya di Seoul, Biden mengatakan kepada wartawan bahwa hanya memiliki pesan singkat untuk Kim, "Halo. Titik."
Biden juga menambahkan bahwa Amerika Serikat "siap untuk apa pun yang dilakukan Korea Utara."
Sementara itu, Kim Jong-un baru-baru ini menggandakan program modernisasi militernya, termasuk di antara penembakan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Meskipun berjuang dengan wabah Covid-19 baru-baru ini, citra satelit baru menunjukkan Korea Utara telah melanjutkan pembangunan reaktor nuklir yang sudah lama tidak aktif.
Sebelumnya, pejabat AS mengatakan berdasarkan data intelijen Korut memang sedang menyiapkan uji coba rudal ICBM pada Kamis (19/5) atau Jumat (20/5) jelang kedatangan Joe Biden ke Korea Selatan.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional Korsel Kim Tae-hyo kala itu juga mengatakan pihaknya telah bersiap menghadapi kemungkinan tersebut.
"Meski [Korut] menolak menerima donasi vaksin Covid-19 yang benar-benar dibutuhkan, mereka terus berinvestasi dalam jumlah yang tak terhitung ke program rudal balistik dan senjata nuklir yang tak berpengaruh apapun untuk meringankan penderitaan warga Korut," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price.(sumber: cnnindonesia.com)
Reporter: bbn/net