search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perang Rusia-Ukraina Mau 6 Bulan, Putin Sudah Untung Segini
Selasa, 23 Agustus 2022, 08:06 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Perang Rusia-Ukraina Mau 6 Bulan, Putin Sudah Untung Segini

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Perang Rusia dengan Ukraina sudah berlangsung selama hampir 6 bulan, dan belum ada tanda-tanda akan segera berakhir. Konflik yang terjadi antara negara tetangga tersebut dimulai sejak 24 Februari 2022.

Kedua belah pihak telah menderita kerugian jiwa dan materi tetapi tidak ada yang mau mempertimbangkan gencatan senjata. Salah satu alasannya adalah perang ini disebut-sebut malah menguntungkan Rusia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan perang Rusia dengan Ukraina membuat harga minyak mentah meroket yang justru menguntungkan bagi negara Putin itu.

Minyak mentah Rusia di embargo negara Barat, hal ini membuat pasar Negeri Beruang Merah beralih ke Asia dan menjual dengan harga yang murah.

Sandiaga menyebut Rusia tetap mengalami keuntungan mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp89,4 triliun per hari. Berdasarkan data tersebut, ia memprediksi perang ini berlangsung lama karena Rusia masih mendapat banyak untung.

"Kenapa perang Rusia dan Ukraina ini akan cukup lama? Karena ini sangat profitable," ujar Sandiaga melalui akun TikTok-nya, dikutip Selasa (23/8/2022).

Rusia memang menang banyak akibat perang, terutama dari sisi perdagangan. Menurut data yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia, transaksi berjalan (current account) terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Di kuartal II-2020, current account Rusia tercatat sebesar US$ 70,1 miliar. Ini lebih tinggi dari rekor kuartal sebelumnya US$ 68,38 miliar.

Bank sentral Rusia (Central Bank of Russia/CBR) melaporkan pada periode Januari-Juli, current account mencatat surplus US$ 166 miliar atau sekitar Rp2.473 triliun. Estimasi tersebut lebih dari tiga kali lipat dari periode yang sama tahun 2021 senilai US$ 50 miliar.

Besarnya surplus current account tersebut terjadi akibat impor yang menurun sementara ekspor melonjak akibat tingginya harga komoditas energi. Selain minyak mentah, ada gas alam dan batu bara yang harganya gila-gilaan.

Kementerian Ekonomi Rusia juga memprediksi di tahun ini pendapatan ekspor energi akan mencapai US$ 338 miliar. Ini naik dari tahun lalu sebesar US$ 244 miliar.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami