search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Donald Trump Terlibat Skandal Baru, Ikut Seret Tetangga RI
Selasa, 15 November 2022, 23:41 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Donald Trump Terlibat Skandal Baru, Ikut Seret Tetangga RI

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Sebuah laporan menemukan bahwa pejabat dari beberapa negara membayar hingga US$ 10.500 (Rp163 juta) per malam di hotel milik mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington. Hal ini terjadi saat Trump masih menjadi presiden.

Dalam temuan Komite Pengawasan dan Reformasi DPR AS, ada beberapa pemerintah negara yang menghabiskan cukup banyak uang untuk menginap di hotel itu dalam kunjungannya ke AS. Tercatat Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Turki, Cina, dan Malaysia menghabiskan hingga ratusan ribu dolar di Trump International Hotel di Washington.

Kwitansi hotel yang diperoleh Komite Pengawas menunjukkan bahwa mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Najib Razak, menghabiskan US$ 259.724 (Rp4 miliar) di hotel selama satu minggu untuk menginap di bulan September 2017. Saat itu, kunjungan Najib diyakini untuk melobi Pemerintah AS agar menghentikan penyelidikan terhadap skandal 1MDB.

"Itu termasuk kamar US$ 10.000 dan Personal Trainer US$1.500 untuk Najib. Serta US$ 9.229 untuk 'coffee break'," ujar laporan itu dikutip CNBC International, Selasa (15/11/2022).

Selain Malaysia, Kementerian Pertahanan Saudi menghabiskan US$ 85.961 selama satu minggu tinggal di bulan Maret 2018, termasuk menyewa beberapa suite seharga US$ 10.500. Pendapatan Saudi untuk hotel Trump datang selama periode ketika kedua negara melobi administrasi Trump untuk mendukung mereka selama blokade mereka melawan saingan ekonomi Qatar.

"Pejabat Qatar dan perusahaan terkait menghabiskan setidaknya US$ 307.941 di hotel Trump dari akhir 2017 hingga pertengahan 2018," menurut temuan Komite Pengawas.

Hal ini pun sontak membuat politisi Negeri Paman Sam mengecamnya. Kepala Komite Pengawas yang juga anggota DPR dari Partai Republik Dapil New York, Carolyn Maloney, mengatakan hal ini mampu menimbulkan pertanyaan terkait kepentingan Trump menjadi Presiden.

"Dokumen-dokumen ini dengan tajam mempertanyakan sejauh mana Presiden Trump dipandu oleh kepentingan keuangan pribadinya saat menjabat daripada kepentingan terbaik rakyat Amerika," kata Maloney.

National Archives and Records Administration (NARA) mengatakan akan terus melakukan penyelidikan terhadap arsip kepresidenan era Trump untuk mendalami tuduhan pengaruh presiden untuk mengatur tamu asing ke hotelnya.

"Kami menerima surat itu dan akan menanggapi sesuai dengan Undang-Undang Catatan Presiden (PRA)."

Sementara itu, salah satu putra Trump, Eric Trump, mengatakan bahwa pihaknya terus menjauhkan kepentingan bisnis dan kepresidenan saat ayahnya berkuasa. Iya juga memaparkan Trump telah aktif menyumbangkan kekayaannya pada negara.

"Tidak ada presiden yang membuat pengorbanan finansial yang lebih besar untuk keuntungan negara," jelasnya.

Trump sendiri disebut memiliki niat untuk kembali maju dalam bursa pemilihan Presiden AS pada 2024 mendatang. Ia merasa presiden saat ini yang juga rivalnya, Joe Biden, tidak mampu menjaga stabilitas bagi negara itu.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami