search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Aksi Buang Dolar 'Menggila', Cina Beli Migas Pakai Yuan
Minggu, 9 April 2023, 15:01 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Aksi Buang Dolar 'Menggila', Cina Beli Migas Pakai Yuan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Beberapa tahun lalu Cina terlibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Sejak saat itu, negara yang dipimpin Xi Jinping ini terus mengurangi ketergantungannya terhadap dolar AS.

Perang Rusia - Ukraina membuat aksi "buang" dolar AS semakin banyak terjadi. Sebabnya, langkah Amerika Serikat dan Sekutu yang membekukan cadangan devisa Rusia dalam bentuk dolar AS.

Cina pun semakin agresif mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Langkah terbaru yang dilakukan Cina yakni dengan menggunakan yuan dalam perdagangan liquefied natural gas (LNG).

Shanghai Petroleum and Natural Gas Exchange sebagaimana dilansir Reuters mengatakan Cina untuk pertama kalinya menyelesaikan transaksi pembelian LNG dengan menggunakan mata uang yuan.

Reuters melaporkan perusahaan raksasa migas Cina, CNOOC dan TotalEnergies menyelesaikan transaksi perdagnagan LNG dengan mata uang yuan. Cina dilaporkan mengimpor sekitar 65.000 ton LNG dari Uni Emirat Arab (UEA).

Upaya perdagangan dengan yuan sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir untuk memperkuat penetrasi mata uang tersebut ke pasar global, sekaligus mengurangi penggunaan dolar AS.

Presiden Xi saat berkunjung ke Riyadh Desember lalu mengatakan Cina dan negara-negara Teluk Arab seharusnya menggunakan Shanghai Petroleum and Natural Gas Exchange sebagai platform menyelesaikan transaksi minyak dan gas.

"Cina akan terus mengimpor minyak mentah dalam jumlah besar dari negara-negara Arab, memperbanyak impor LNG, memperkuat kerjasama pengembangan hulu minyak dan gas, layanan teknik, penyimpanan, transportasi, dan penyulingan serta memanfaatkan sepenuhnya Shanghai Petroleum and National Gas Exchange sebagai platform settlement perdagangan minyak dan gas dengan menggunakan yuan," kata XI pada Desember 2022 lalu, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Upaya perdagangan dengan yuan sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir untuk memperkuat penetrasi mata uang tersebut ke pasar global, sekaligus mengurangi penggunaan dolar AS.

Aksi buang dolar AS Cina sepanjang tahun lalu juga terlihat dari kepemilikan Treasury AS yang terus menurun.

Berdasarkan data dari Treasury International Capital (TIC) Kementerian Keuangan AS, pada November 2022, Cina menjual US$ 7,8 miliar Treasury yang dimiliki sehingga kini menjadi US$ 870 miliar. Nilai kepemilikan surat utang Amerika Serikat tersebut menjadi yang terendah sejak Juni 2010.

Penjualan tersebut dilakukan nyaris sepanjang tahun lalu, sebelum sebelumnya Treasury yang dijual sebesar US$ 24 miliar. Pada Juli 2022 lalu, untuk pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir kepemilikan Treasury Cina turun ke bawah US$ 1 triliun.

Aksi jual tersebut dimulai sejak 2017, ketika adanya perang dagang melawan Amerika Serikat. Sanksi yang diberikan Amerika Serikat dan Eropa kepada Rusia yang memulai perang di Ukraina semakin menguatkan niat Cina untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Sanksi yang diberikan Barat ke Rusia juga membuat penggunaan yuan meningkat. Perdagangan Cina dengan Rusia dilakukan menggunakan yuan.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami