Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Warga Susah Dapat Gas Melon, Kasus Pengoplosan Diduga Perparah Kelangkaan di Bali
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Kelangkaan gas LPG 3 Kg atau gas ‘melon’ masih dirasakan warga Bali, khususnya di Kota Denpasar. Warga mengaku kesulitan mendapatkannya, bahkan ada yang terpaksa membeli lauk siap saji karena tidak bisa memasak di rumah.
Di Desa Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat, antrean panjang kerap terjadi setiap kali pasokan gas tiba. Kasi Kesra Desa Tegal Harum, Putu Cintya Lestari, mengatakan pihaknya berupaya meringankan beban warga dengan menggelar pasar murah.
"Syaratnya bawa KTP. Tapi yang beli ternyata tidak hanya dari Desa Tegal Harum, tapi ada juga dari luar desa. Intinya ber-KTP Indonesia," paparnya.
Pada pasar murah itu, sebanyak 100 tabung gas LPG 3 kg disiapkan. Namun, Cintya menyebut kelangkaan sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir meski terdapat beberapa pangkalan di wilayahnya.
"Ini berkat dari komunikasi Pak Perbekel jadi ada kegiatan ini," singkatnya, Rabu (27/08).
Perbekel Desa Tegal Harum, I Komang Adi Widiantara, menilai kelangkaan salah satunya dipicu fenomena panic buying.
"Karena pemberitaan yang masif terkait kelangkaan, masyarakat jadi khawatir sehingga banyak yang menyetok di rumahnya. Saat digelar pasar murah, justru bisa terlihat mereka itu-itu saja yang ikutan antre," jelasnya.
Ia berharap Pertamina segera melakukan pendataan ulang agar distribusi LPG 3 kg lebih tepat sasaran. Menurutnya, gas bersubsidi semestinya hanya ditujukan kepada masyarakat kurang mampu.
"Semisal kepada PNS tidak boleh menggunakan LPG 3 kg subsidi, seharusnya jangan diberi izin. Atau misalnya hanya ditujukan kepada masyarakat kurang mampu yang terdata, jauh lebih bagus sehingga mereka yang kurang mampu ada surat keterangan tak mampu boleh membeli LPG subsidi ini," terangnya.
Di sisi lain, Ditreskrimsus Polda Bali mengungkap kasus pengoplosan gas elpiji oleh tersangka SA di kawasan Kuta Utara. Ironisnya, praktik ini telah berjalan sejak 2023 dengan omzet mencapai Rp10 juta per bulan.
Kasus pengoplosan ini diduga ikut memperparah kelangkaan gas LPG 3 kg di Bali karena pasokan resmi terserap ke jalur ilegal.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/maw
Berita Terpopuler
Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 684 Kali
Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 670 Kali
Salak Karangasem Resmi Jadi Warisan Pertanian Dunia versi FAO
Dibaca: 636 Kali
Klarifikasi PHDI Soal Seleksi Rektor UNHI
Dibaca: 629 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem