Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Ribuan Bayi di Buleleng Dapat Vaksin Heksavalen, Apa Itu?
BERITABALI.COM, BULELENG.
Sebanyak 2.450 bayi di Kabupaten Buleleng mulai menerima vaksin Heksavalen, program imunisasi terbaru yang diluncurkan oleh Dinas Kesehatan Buleleng.
Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap enam penyakit menular sekaligus, yakni difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe B (Hib), dan polio.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr. Gede Nyoman Sebawa, mengatakan program ini menjawab keresahan masyarakat soal banyaknya suntikan yang harus diterima bayi dalam imunisasi dasar.
“Kami menemukan banyak orang tua mengeluhkan anaknya terlalu sering disuntik saat imunisasi. Kalau dulu dua jenis vaksin disuntikkan terpisah, sekarang cukup satu kali,” kata Sebawa.
Ia menjelaskan, vaksin Heksavalen dirancang untuk menggantikan jadwal imunisasi dasar pada usia 2, 3, dan 4 bulan, sehingga bayi mendapatkan perlindungan lebih luas dengan jumlah suntikan yang lebih sedikit.
Menurut Sebawa, pengurangan jumlah suntikan tidak hanya mengurangi rasa sakit dan trauma pada bayi, tetapi juga meningkatkan kepatuhan orang tua dalam menuntaskan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL). Selain manfaat bagi bayi dan keluarga, tenaga kesehatan juga merasakan efisiensi karena pemberian vaksin menjadi lebih praktis dan efektif.
“Dengan dijadikan satu dosis Heksavalen, cakupannya akan sama. Ini langkah penting agar semua bayi mendapat perlindungan penuh,” jelas Sebawa.
Program vaksin Heksavalen ini juga menjadi langkah strategis nasional untuk menutup kesenjangan cakupan imunisasi yang sebelumnya muncul antara vaksin Pentavalen dan Polio injeksi.
Lebih lanjut, Sebawa menyebut Provinsi Bali menjadi salah satu dari tiga wilayah percontohan nasional, bersama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), yang mulai mengimplementasikan vaksin ini pada Oktober 2025.
Di Buleleng, vaksin diberikan kepada bayi berusia 2 bulan hingga 2 bulan 29 hari, dan diharapkan mampu mendorong capaian IDL di atas 95 persen.
“Sekaligus untuk mencegah potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat enam penyakit menular,” tandasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rat
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
