Resor Ayana dan Rimba berkolaborasi dengan pemimpin Telekomunikasi, Biznet menyumbangkan ribuan peralatan medis penting ke beberapa Rumah Sakit di Bali dan komunitas
di sekitarnya.

[pilihan-redaksi]
Dari empat kunjungan yang berbeda, perwakilan dari Ayana dan Biznet menggunakan masker sebagai pelindung mereka, bekerja sama mendistribusikan peralatan medis termasuk PPE (Personal Protective Equipment) yang meliputi; 1.850 baju hazmat, 40.500 masker medis, 1.220 masker N95, 500 masker kain, 1.940 perisai wajah, 90 kacamata goggle, dan 38.000 sarung tangan.

Adapun kronologi kegiatan donasi ini dimulai pada tanggal 18 Mei, pihak berwajib Desa Jimbaran merupakan grup pertama yang menerima sumbangan sebagai bentuk dukungan untuk masyarakat dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Persediaan Alat Pelindung Diri (APD) didistribusikan untuk digunakan oleh otoritas Jimbaran.

Pada tanggal 20 Mei, Donatur bertemu dengan Bupati Badung, Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung di Kantor Dinas Kominfo,Badung. Rumah Sakit Mangusaba Badung sangat berterima kasih atas kontribusi tersebut yang berupa persediaan peralatan darurat untuk tim medis.

Pada tanggal 21 Mei, tim Ayana dan Biznet mengkoordinir kunjungan mereka ke Rumah Sakit Sanglah yang disambut langsung oleh Kepala Direktur dan timnya. Mereka sangat bersyukur atas sumbangan yang diberikan untuk membantu persediaan pasokan peralatan medis di Rumah Sakit bagi para pekerja kesehatan dan pasien.

Terakhir, sumbangan akan diberikan ke Rumah Sakit Udayana yang berlokasi di Jimbaran pada akhir bulan Mei ini. Selama pandemi COVID-19, Rumah Sakit Udayana diperuntukkan khusus untuk keperluan isolasi bagi para pasien COVID-19.

“Berpedoman pada prinsip Ayana, kami selalu mendukung masyarakat dan sangat senang dalam kesempatan ini dapat membantu serta berterima kasih kepada semua pekerja tim medis yang berada di garda terdepan. Mereka adalah pahlawan nasional kita,” ujar Stefan Fuchs selaku General Manager dari Ayana Resort.

“Kami bangga menjadi bagian dari program ini, dan pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas pekerjaan yang luar biasa kepada semua pekerja tim medis yang berada di garis depan. Kami berkomitmen untuk membantu para pasien COVID-19 agar tetap kuat dan selalu berpikir positif,” tambah Adi Kusma, President Director dari Biznet.

I Wayan Widhiada, Owner Representative Resor Ayana mengungkapkan kegiatan ini sebagai dukungan bagi tenaga medis dan mudah-mudahan bisa membantu.

"Jangan nilai jumlahnya tapi apa yang ada dalam hati kami untuk merasa bersama dengan tim medis untuk bisa mengatasi pandemi, sekali lagi terima kasih atas kerja keras dan tanpa lelah kepada tim dokter dan paramedis di RS udayana mudah-mudahan semua bisa saling support," ungkapnya saat penyerahan bantuan APD hari ini, Rabu (27/5/2020) di RSPTN Unud.

Ia mengajak masyarakat agar tetap mengkuti imbauan pemerintah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, memakai masker sehingga lebih memudahkan tim medis untuk mengatasi pandemi ini.

Adapun jumlah rincian di RSPTN Unud bantuan yang diserahkan diantaranya; 30 goggles, 12.000 masker bedah 3 ply, 1.000 masker sensi, 600 baju APD, 6.000 hand gloves, 630 face shields, 400 masker KN95. 

Bagus Wicaksono, selaku Senior Manager Sales Biznet menambahkan pihaknya mengaku ada rasa bangga bisa bantu walau tidak bisa membantu secara medis. Bantuan ini juga dilakukan secara kolaborasi karena sebagai satu keluarga yang tidak bisa dipisahkan. 

Sementara itu, Direktur RS PTN Unud, Dewa Putu Gde Purwa Samatra menuturkan bantuan ini sangat membantu dan diperlukan karena APD yang baru digunakan setiap hari bersifat sekali pakai. Di RSPTN Unud, rata-rata penggunaan APD per hari digunakan sebanyak 50 buah. Sebagai informasi saat ini RSPTN Unud terdapat 200 tenaga medis yang bertugas. 

Terkait bantuan ini, pihaknya merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam bekerja karena berjuang tidak sendiri. Ia mengharapkan kondisi ini tidak lama dan kasusnya covid-19 di Bali memang sedang landai saat ini. Seiring dengan didengungkannya gaya hidup 'new normal' dirinya juga berharap masyarakat mulai menyesuaikan diri.

"Sebab jika masyarakat tidak bisa menyesuaikan diri dengan kondisi new normal agak sulit juga, kami berdoa disini bukan biar ada pasien tapi tidak ada pasien," ujarnya.