search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
'Jam Kiamat' Berbunyi Lagi, Beri Peringatan Perang Nuklir
Senin, 7 November 2022, 07:35 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/'Jam Kiamat' Berbunyi Lagi, Beri Peringatan Perang Nuklir

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Peringatan akan Perang Dunia 3 dan perang nuklir terus bergaung seiring dengan ketegangan geopolitik yang meningkat, khususnya akibat perang di Ukraina.

Terbaru, organisasi di balik 'Jam Kiamat' telah menerbitkan panduan yang memerinci konsekuensi yang berpotensi menimbulkan bencana dari perang nuklir global. Ratusan juga orang bisa tewas hanya dalam waktu beberapa jam.

Adapun, perang di Ukraina telah menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam ketegangan antara Barat dan Rusia.

Sementara itu, para ahli terpecah mengenai apakah Presiden Rusia Vladimir Putin akan melangkah lebih jauh dengan menggunakan senjata nuklir. Namun, terlepas dari langkah Putin berikutnya, eskalasi konflik telah menyebabkan spekulasi tentang potensi letusan perang nuklir.

Jam Kiamat adalah perangkat simbolis yang dirancang untuk memperingatkan publik tentang seberapa dekat manusia dengan menghancurkan dirinya sendiri dengan "teknologi berbahaya buatan kita sendiri," seperti senjata nuklir serta yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.Jam yang dibuat pada 1947 dan dikelola oleh majalah Bulletin of the Atomic Scientists itu telah disetel ulang 24 kali, terakhir pada 2020 ketika jarum menit bergerak dari dua menit ke tengah malam menjadi 100 detik ke tengah malam.

Pada Januari 2022, Dewan Sains dan Keamanan Bulletin, yang menentukan waktu jam, mengumumkan bahwa jarum menit tetap berada di 100 detik hingga tengah malam. Dewan mengatakan bahwa Ukraina adalah 'titik nyala' potensial dalam lanskap keamanan internasional yang makin tegang.

Pada tanggal 20 Oktober, Buletin menerbitkan sebuah artikel berjudul "Nowhere to Hide: Bagaimana Perang Nuklir Akan Membunuh Anda dan Hampir Semua Orang Lain", yang ditulis oleh François Diaz-Maurin, editor nuklir majalah tersebut.

"Jelas, dengan perang di Ukraina, kami-dan masih-khawatir bahwa dunia bisa berjalan dalam tidur menuju perang nuklir," kata Diaz-Maurin kepada Newsweek, dikutip Senin (7/11/2022).

"Sebagai majalah yang meliput risiko tersebut sejak hampir semua senjata nuklir dibuat, kami memiliki tanggung jawab untuk melakukan sesuatu. Artikel ini adalah peringatan dari Bulletin."

"Cerita kami diterbitkan pada Kamis, 20 Oktober. Dan sekarang kami tahu berdasarkan laporan The New York Times, bahwa para pemimpin militer Rusia saat itu sedang mendiskusikan kemungkinan nyata penggunaan senjata nuklir di Ukraina.

Dengan memerinci konsekuensi yang berpotensi menghancurkan bagi umat manusia, artikel itu diterbitkan untuk mencoba meminimalkan ancaman pecahnya perang semacam itu.

"Jika Anda mendapat informasi yang lebih baik tentang...konsekuensi penggunaan senjata nuklir dalam perang, kemungkinan besar Anda tidak akan menempuh jalan itu," kata Diaz-Maurin.

"Tidak ada penggunaan senjata nuklir yang kecil atau dapat diterima. Penggunaan apa pun akan menempatkan dunia ke wilayah yang belum dipetakan."

Dia menulis bahwa ratusan atau ribuan ledakan akan terjadi dalam beberapa menit satu sama lain dalam perang nuklir.

Mengingat kekuatan penghancur senjata nuklir, bahkan pertukaran regional "terbatas" antara India dan Pakistan-melibatkan 100 hulu ledak 15 kiloton yang diluncurkan di daerah perkotaan-akan mengakibatkan 27 juta kematian langsung.

Perang nuklir global habis-habisan antara Amerika Serikat dan Rusia, berdasarkan skenario yang melibatkan 4.400 senjata 100 kiloton, akan dengan sangat cepat mengakibatkan minimal 360 juta kematian di seluruh dunia hanya karena efek langsungnya.

Meskipun angka-angka ini mengejutkan, artikel tersebut mencatat bahwa kematian ini hanya akan menjadi awal dari bencana besar yang akan mempengaruhi tidak hanya pihak-pihak yang bertikai dan sekutu mereka tetapi seluruh dunia.

Selain dampak langsung dari bom, perang nuklir skala besar akan menyebabkan kontaminasi radioaktif yang meluas dan dapat memicu perubahan iklim global jangka panjang dan keruntuhan masyarakat selanjutnya.

Misalnya, banyak ledakan bom nuklir akan menyebabkan kebakaran yang meluas di seluruh dunia yang akan menimbulkan jelaga dalam jumlah besar ke atmosfer atas bumi. Ini akan menghasilkan musim dingin nuklir-periode pendinginan iklim yang berkepanjangan-yang akan mengganggu hampir semua bentuk kehidupan di bumi selama beberapa dekade.

Dua tahun setelah perang nuklir, dampak pada sistem pangan pertanian akan sangat dahsyat sehingga lebih dari 5 miliar orang-lebih dari separuh populasi dunia-bisa mati kelaparan, menurut penelitian.

"Tidak ada tempat untuk bersembunyi," pungkas Diaz-Maurin.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami