Kronologi Demo Langka di Berbagai Kota Cina Tuntut Xi Jinping Mundur
beritabali.com/cnnindonesia.com/Kronologi Demo Langka di Berbagai Kota Cina Tuntut Xi Jinping Mundur
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Demonstrasi menuntut Presiden Xi Jinping mundur pecah di sejumlah kota besar di Cina sepanjang akhir pekan, peristiwa yang dianggap langka di Negeri Tirai Bambu. Berawal dari memprotes kebijakan lockdown Covid-19 yang terlampau ketat, para demonstran mulai terdengar meneriakkan slogan-slogan menuntut Xi mundur.
Wall Street Journal melaporkan demonstrasi semacam ini sangat langka di Cina, bukan hanya karena terjadi di berbagai kota, tapi aksi tersebut juga menuntut langsung penguasa untuk turun. Demo ini sebenarnya bermula akibat protes warga atas kematian 10 orang akibat kebakaran di Ibu Kota Provinsi Xinjiang, Urumqi, pada Kamis pekan lalu.
Para warga menganggap korban berjatuhan karena petugas terlambat tiba di lokasi lantaran terhambat lockdown yang terlalu ketat. Sehari setelah kebakaran itu, Jumat (25/11), ratusan warga menggelar aksi protes di depan kantor pemerintahan Urumqi.
Berdasarkan video-video yang sudah diverifikasi AFP, warga berkumpul menumpahkan amarah dengan meneriakkan slogan, "Cabut lockdown!"
Video-video itu pun viral di jejaring sosial Cina, meski pemerintah Negeri Tirai Bambu sudah menerapkan sensor ketat.
Amarah warga pun menjalar ke beberapa kota lain di Cina. Pada Sabtu, demonstran pecah di Shanghai, tepatnya di jalan Wulumuqi yang merupakan Urumqi dalam bahasa Mandarin.
Demonstrasi langsung merembet ke pusat kota Shanghai. Wartawan AFP melihat kepolisian bentrok dengan sekelompok demonstran ketika mereka sedang mengusir warga dari lokasi unjuk rasa di Wulumuqi.
Tak peduli dengan tekanan aparat, massa malah makin besar menjelang malam hari. Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti, "Xi Jinping mundur! Partai Komunis Cina mundur!"
Sempat bubar di malam hari, para warga melanjutkan aksi mereka pada Minggu pagi. Di hari itu pula, unjuk rasa lainnya pecah di berbagai kota di Cina, termasuk ibu kota Beijing.
Di pagi hari, sekitar 200-300 mahasiswa berunjuk rasa di salah satu kampus elite di Beijing, Universitas Tsinghua.
Satu video yang sudah diverifikasi AFP menunjukkan para mahasiswa berteriak, "Demokrasi dan supremasi hukum. Kebebasan berekspresi."
Menjelang siang hari, demonstrasi pecah di kota lain. Sejumlah video menunjukkan massa beraksi di Guangzhou dan Chengdu, tapi AFP belum bisa memverifikasi video tersebut.
Di malam hari, sekitar 400 orang berunjuk rasa di pinggir sungai Beijing. Selama beberapa jam, mereka tak henti berteriak, "Kami semua orang Xinjiang! Pergilah orang Cina!"
Para demonstran juga mengacungkan kertas putih, melambangkan sistem sensor yang terlampau ketat di Cina. Mobil-mobil yang melintas membunyikan klakson, tanda dukungan bagi para demonstran.
Pada Senin (28/11) dini hari sekitar pukul 02.00, polisi paramiliter mulai diterjunkan untuk membantu aparat mengamankan demonstrasi.
Pengunjuk rasa akhirnya sepakat meninggalkan lokasi setelah para petugas berjanji tuntutan mereka didengarkan.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net