search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ngerebong, Tradisi Unik di Pura Petilan Kesiman
Senin, 31 Mei 2010, 08:15 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sebuah ritual keagamaan unik berumur ratusan tahun digelar di Desa Kesiman, Denpasar Bali. Dalam upacara yang disebut ‘Ngerebong’ ini, puluhan warga mengalami kerauhan atau kesurupan massal. 

Tradisi Pengerebongan atau Ngerebong ini digelar hari Minggu kemarin (30/5) di Pura Agung Petilan, Desa Pekraman Kesiman, Kotamadya Denpasar Bali. Selain dari Desa Kesiman, warga yang datang ke upacara ini juga berasal dari wilayah Kabupaten Badung dan beberapa wilayah lainnya di Bali.

Upacara yang awalnya berlangsung tenang dan khidmat, tiba-tiba berubah menjadi riuh dan menegangkan. Puluhan warga baik laki maupun perempuan yang awalnya datang ke pura untuk bersembahyang, tiba-tiba saja mengalami kerauhan atau kesurupan.

Warga yang kesurupan ini kemudian dipegang oleh anggota keluarga atau rekannya. Bersama ribuan warga lainnya, mereka kemudian mengelilingi bangunan Wantilan Pura sebanyak tiga kali.

Tak hanya kesurupan sambil berteriak, tertawa, atau menangis, warga yang sudah kerasukan roh suci ini juga melakukan aksi ‘ngurek’ atau menghujamkan sebilah keris ke bagian dada, leher, hingga kepala. Meski keris yang digunakan semuanya tajam, namun tidak ada darah warga yang menetes dalam atraksi ngurek ini.

“Upacara Ngerebong ini termasuk dalam upacara Butha Yadnya, yakni untuk ‘nyomia’ atau merubah sifat-sifat butha (jahat) menjadi sifat-sifat dewata (baik). Upacara ini merupakan bentuk puji syukur terhadap Ida Sang Hyang Widhi atau Tuhan, sekaligus untuk menetralisir roh atau kekuatan jahat agar tidak mengganggu umat manusia, khususnya warga Desa Kesiman,” jelas Bendesa Adat Kesiman, Made Karim.

Tradisi Ngerebong merupakan tradisi kuno Desa Kesiman yang sudah berusia ratusan tahun. Lewat upacara yang digelar setiap 210 hari sekali ini, warga desa percaya akan diberi keselamatan terhindar dari wabah dan bencana.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami