Peramal Keruntuhan AS Sebut Perang Dunia 3 Sudah Dimulai
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perang Dunia 3 (PD III) telah dimulai. Hal ini dikatakan oleh salah satu intelektual terkemuka Prancis, Emmanuel Todd, dalam wawancaranya dengan surat kabar Le Figaro pekan lalu.
Baca juga:
Ini Biang Kerok 'Kiamat' Pekerja di Inggris
Antropolog sekaligus sejarawan itu juga mengeklaim saat ini Barat sedang berada dalam konflik eksistensial atas Ukraina, bertentangan dengan gagasan bahwa Rusia memiliki lebih banyak kerugian daripada lawannya.
"Jelas bahwa konflik [Ukraina], yang dimulai sebagai perang teritorial terbatas dan meningkat menjadi konfrontasi ekonomi global antara seluruh Barat di satu sisi dan Rusia serta China di sisi lain, telah menjadi perang dunia," kata Todd dalam wawancara tersebut, seperti dikutip UnHerd.
Dia mengakui bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat kesalahan perhitungan pada awal konflik, dengan asumsi bahwa Ukraina akan berguling pada agresi pertama. Namun, hal ini memperjelas bahwa Rusia telah melampaui ekspektasi untuk mampu menahan tekanan ekonomi dari aliansi NATO.
Sebelumnya, Todd pernah meramalkan keruntuhan Amerika Serikat (AS) dalam sebuah buku berjudul After the Empire: The Breakdown of the American Order lebih dari 20 tahun yang lalu.
Todd, yang masa lalu sempat mengkritik tatanan internasional Barat, juga mengatakan bahwa perlawanan ekonomi Rusia terhadap sanksi mendorong sistem 'kekaisaran' Amerika menuju jurang.
"Jika Rusia berhasil menghabiskan ekonomi Eropa, sambil mempertahankan dukungan Cina, kontrol moneter dan keuangan Amerika di dunia akan runtuh, dan dengan itu kemungkinan bagi Amerika Serikat untuk mendanai defisit perdagangan mereka yang besar dengan sia-sia," ujarnya.
"Tidak lebih dari Rusia, [Amerika] tidak dapat menarik diri dari konflik, mereka tidak dapat melepaskannya," klaim Todd, "Inilah mengapa kita sekarang berada dalam perang tanpa akhir, dalam konfrontasi yang hasilnya pasti runtuhnya salah satu pihak."
Menurutnya, prospek tambahan dari Cina yang melancarkan perang dingin melawan Barat juga akan menyebabkan kebangkitan negara-negara berkembang seperti India, sementara Eropa menurun.
Meskipun AS berpenduduk dua kali lebih banyak dari Rusia, hanya 7 persen siswa Amerika yang fokus pada teknik, dibandingkan dengan 25 persen di Rusia.
"AS mengisi kesenjangan dengan mahasiswa asing, tetapi mereka sebagian besar adalah orang India dan bahkan lebih banyak orang Cina," lanjutnya. "Ini adalah dilema ekonomi Amerika. AS hanya dapat menghadapi persaingan dari Cina dengan mengimpor tenaga kerja terampil Cina."
"Dalam apa yang disebut 'zaman orang kuat', Amerika dan teman-teman ideologisnya terlihat makin rapuh," pungkasnya.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net