Bali Proyek Percontohan Pengembangan Gas Bumi CNG Ritel
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Provinsi Bali akan menjadi proyek percontohan pengembangan gas bumi terkompresi atau Compressed Natural Gas (CNG) ritel.
Subholding Gas Pertamina berkomitmen memperluas pemanfaatan gas bumi, khususnya Compressed Natural Gas (CNG) dan menggiatkan usaha dalam menjangkau sektor industri komersial yang belum dijangkau oleh jaringan gas pipa di Pulau Bali.
Kali ini, salah satu afiliasi Subholding Gas Pertamina, PT Gagas Energi Indonesia menghadirkan Gaslink untuk memperkuat penyaluran gas beyond pipeline.
Direktur Utama Gagas Energi Muhammad Hardiansyah sangat mendukung upaya-upaya Subholding Gas group untuk mengintegrasikan infrastruktur gas bumi di Indonesia, baik melalui infrastruktur pipa dan non-pipa.
Khusus untuk area-area yang belum terjangkau oleh infrastruktur pipa, maka pilihan penyaluran menggunakan CNG maupun LNG adalah pilihan terbaik saat ini,
"Pulau Bali merupakan showcase yang tepat untuk menjadi pilot project pengembangan CNG retail di Indonesia, sekaligus daerah percontohan untuk green environment. Konversi ke CNG ini diharapkan berkontribusi upaya mengurangi impor dan subsidi energi pemerintah," ungkapnya, Sabtu (20/8/2022).
"Selain sebagai energi yang selalu tersedia dan efisien, CNG juga menjadi soluasi pemenuhan energi yang lebih ramah lingkungan," ujar Hardiansyah.
Untuk tahap awal, penyaluran CNG Gaslink di Pulau Bali untuk beberapa pelanggan yang bergerak di bidang perhotelan, diperkiraan mencapai 3.000 M³ per bulan. Sementara proyeksi penyaluran gas bumi di Pulau Bali bisa mencapai 250.000 M³ per bulan di akhir 2022.
Sebelumnya, Hardiansyah menceritakan, Subholding Gas Grup juga sudah melayani kebutuhan gas bumi di Bali melalui afiliasinya PT Pertagas Niaga dengan menyalurkan CNG sebesar 5.000 m³ per bulan. Itu diprediksi akan terus meningkat dan Liquefied Natural Gas (LNG) via truk ISOTank bagi industri perhotelan sebesar sebesar 20.000 s.d 23.000 M³ per bulan.
"Artinya, Subholding Gas grup dan afiliasinya sinergis untuk mengakselerasi pemanfaatan gas bumi baik dalam bentuk CNG maupun LNG melalui berbagai macam moda transportasi gas. Kedepan penguatan infrastruktur pipa gas bumi juga diharapkan bisa segera direalisasikan," tuturnya.
Hardiansyah menyampaikan, Gagas akan terus menjalankan komitmennya untuk penyediaan energi gas bumi di area baru seperti Pulau Bali. Ke depan, Gagas juga akan mulai melakukan penetrasi ke wilayah lain seperti Palembang dan Bangka.
"Sebagai destinasi wisata dan industri kreatif yang telah dikenal dunia, pemanfaatan bahan bakar yang ramah lingkungan yang dapat mendukung program langit biru tentunya menjadi salah satu fokus utama Bali. Untuk itu, Subholding Gas hadir untuk memberikan alternatif penyediaan energi yang tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan khususnya untuk industri pariwisata di Bali," sebutnya
Rencananya, penyaluran ke Bali akan dilakukan dengan pengambilan sumber gas menggunakan Gas Transport Module (GTM) dari Jawa Timur, yang selanjutnya akan dikirim melalui jalur laut. GTM akan tiba di depo transit atau hub di Denpasar untuk disalurkan menggunakan Gaslink Cylinder.
PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) berkomitmen mendukung Subholding Gas Pertamina dalam mengintegrasikan infrastruktur gas bumi di Indonesia dan memperluas akses energi bersih bagi masyarakat.
Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah, mengatakan, menginjak usia ke-11 tahun Gagas telah menjembatani akses energi bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh Infrastruktur gas pipa melalui penyaluran gas bumi beyond pipeline.
Pemanfaatan gas bumi beyond pipeline melalui teknologi compressed natural gas (CNG) yang dilakukan oleh Gagas saat ini, difokuskan untuk menyasar segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan komersial melalui Gaslink Cylinder (C-cyl).
“Dua tahun terakhir merupakan tahun yang berat bagi seluruh sektor, termasuk UMKM, komersial dan industri akibat pandemi COVID-19. Melalui Gaslink dan Gaslink Cylinder yang terus dikembangkan oleh Gagas, kami ingin membantu para pelaku industri untuk dapat bertahan melalui penggunaan energi yang efisien,” tutur Hardiansyah.
Menurutnya kehadiran Gagas tidak hanya untuk mendukung Subholding Gas Pertamina dalam memperluas akses gas bumi melalui teknologi beyond pipeline, tetapi Gagas juga mendukung para pelaku industri untuk dapat bangkit dari hantaman pandemi melalui penyediaan energi yang efisien.
Di tahun 2022, Gagas bersama dengan PGN juga terus menginisiasi pemanfaatan gas bumi di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Perluasan pemanfaatan gas bumi diwilayah tersebut ditargetkan dapat meningkatkan pemanfaatan gas bumi antara 700 ribu - 750 ribu M3 per bulan. (sumber: liputan6.com)
Editor: Robby
Reporter: bbn/net