Putin Makin Menggila, Serangan 'Paling Ngeri' Hantam Ukraina
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perang Rusia dan Ukraina masih terus terjadi. Kemarin Rusia melancarkan serangan yang disebut "paling horor" ke tetangganya itu, terutama ibu kota Kyiv.
"Gelombang serangan paling masif," kata Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, dikutip dari CNN International, Selasa (8/5/2023).
Diketahui Kremlin meluncurkan hampir 60 drone buatan Iran, Sahid (Shahed). Lebih dari setengahnya ditargetkan ke Kyiv. Militer Ukraina menyebut 36 drone ke wilayahnya.
"Tetapi ditembak pertahanan udara," tegas Klitschko lagi.
Serangan terbaru ini merusak beberapa fasilitas sosial dan bangunan tinggi perumahan. Salah satunya di wilayah Sviatoshyn.
Meski tak menyebabkan kematian, lima warga dilaporkan terluka. Dua korban dirawat di rumah sakit, salah satunya menjalani operasi.
Dalam beberapa foto dimuat Reuters, serangan membuat Kyiv menjadi "daratan api" pada malam hari. Beberapa bangunan apartemen juga menderita kerusakan parah, termasuk lubang besar akibat bom.
Serangan juga dilaporkan di Odessa, kota pelabuhan Ukraina di wilayah Selatan. Setidaknya satu orang tewas dan tiga lainnya luka-luka.
Sekitar tengah malam, penjajah Rusia menyerang Odesa dengan pembom jarak jauh Tu-22M3. Sebanyak delapan rudal diluncurkan dari daerah Cape Tarkhankut (Krimea )," kata militer Ukraina.
"Beberapa rudal tidak mencapai target mereka," jelasnya.
Perlu diketahui, serangan dilancarkan Rusia menjelang perayaan "Hari Kemenangan", tiap 9 Mei. Ini terkait suksesnya Uni Soviet, nama negara ini dulu, melawan Nazi Jerman di Perang Dunia 2 (PD2),.
Pawai militer bakal digelar. Menurut sejumlah analis Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan acara ini untuk menguatkan maradi perangnya di Ukraina, yakni "operasi militer untel melawan Nazi".
Serangan ini juga diperkirakan manjadi balas dendam baru Rusia pada tudingan sabotase yang dilayangkan ke Ukraina. Termasuk penyerangan Istana Putin di Kremlin denna drone, lalu kilang minyak Rusia.
"Aktivitas teroris dan sabotase Angkatan Bersenjata Ukraina mendapatkan momentum yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan kala itu.
"Rusia berhak untuk mengambil tindakan pembalasan," tambahnya.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net