search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gegara Ini di China, Dunia Bisa "Kiamat" Baju
Senin, 25 Juli 2022, 08:18 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Gegara Ini di China, Dunia Bisa

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

China kini tengah bergelut dengan kenaikan Covid-19. Penguncian ketat (lockdown) diyakini akan berpengaruh pada ekonomi negara itu. Namun muncul masalah baru. Hal tersebut gelombang panas disertai ancaman banjir dan longsor.

Ini diyakini mengancam produksi unggulan China di sana, yakni kapas. Padahal, Xinjiang menyumbang produksi sekitar 20 persen kapas dunia yang penting dalam industri pakaian global.

"Gelombang panas terbaru Xinjiang telah berlangsung lama dan meluas," kata Kepala Ahli di Observatorium Meteorologi Xinjiang, Chen Chunyan, kepada media pemerintah.

"Cuaca ekstrem di selatan dan timur wilayah itu, lebih dari dua kali ukuran Prancis, telah berlangsung selama sekitar 10 hari," tambahnya.

"Gelombang panas seperti itu juga dapat berdampak pada tanaman, terutama kapas," jelasnya.

Kapas sendiri merupakan tanaman yang membutuhkan air sangat banyak.

 

Menurut beberapa perkiraan, dibutuhkan 20.000 liter air untuk menghasilkan 1 kilogram kapas, cukup untuk satu T-shirt dan celana jeans.

Sementara itu, wilayah Ruoqiang di tenggara Xinjiang juga mengaktifkan peringatan merah. Ini merupakan yang tertinggi dalam sistem peringatan panas tiga tingkat di China.

Diketahui, sejak Jumat pekan lalu, suhu diperkirakan mencapai 40 derajat Celcius . Ini akan terus berlangsung beberapa hari ke depan.

"Gelombang panas yang berkelanjutan telah mempercepat pencairan gletser di daerah pegunungan, dan menyebabkan bencana alam seperti banjir bandang, tanah longsor, dan tanah longsor di banyak tempat," kata Chen lagi.

Xinjiang sebenarnya tidak menderita sendirian. Putaran suhu ekstrem lainnya diperkirakan akan mempengaruhi sekitar 20 provinsi.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami