search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jerman Terancam Kedinginan dan Gelap Gulita
Kamis, 25 Agustus 2022, 09:33 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Jerman Terancam Kedinginan dan Gelap Gulita

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pemerintah Jerman khawatir tentang kemungkinan masalah dengan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di musim gugur dan musim dingin. Berdasarkan dokumen yang dilihat Reuters, dikutip Kamis (25/8/2022), hal tersebut disebabkan tingkat air yang rendah di sungai Rhine dan pasokan minyak di bagian timur negara itu.

Ekonomi terbesar Eropa sedang mencoba untuk memotong ketergantungannya pada energi Rusia. Namun, sudah berminggu-minggu tingkat air yang sangat rendah di sungai Rhine. Hal itu telah mengganggu logistik dan menambah masalah bagi Jerman karena industri untuk sementara beralih ke lebih banyak batu bara dan minyak akibat penurunan tajam dalam impor energi Rusia.

"Karena pengiriman domestik yang sangat berkurang, akumulasi stok batu bara bisa dengan cepat turun," tulis sebuah dokumen berjudul "Energy Supply Assessment," yang dibuat oleh Kementerian Ekonomi Jerman.

"Tempat penyimpanan tambahan yang telah dan sedang dibeli di Jerman selatan mungkin tidak akan terisi pada musim dingin," merujuk pada negara bagian barat daya Baden-Wuerttemberg, rumah bagi operator pembangkit listrik EnBW.

Dokumen tersebut menjelaskan bahwa tingkat air Rhine yang rendah yang telah mengurangi volume batu bara yang dapat diangkut oleh tongkang sungai.

Adapun, pada Rabu (24/8/2022), Kabinet Jerman menyetujui undang-undang untuk memprioritaskan transportasi energi melalui jaringan kereta api negara itu.

Dokumen itu juga mengatakan bahwa pasokan minyak bisa menjadi masalah di wilayah timur laut.

Kilang Schwedt dan Leuna akan menghentikan pasokan minyak dari pipa Rusia mulai akhir tahun karena kebijakan embargo Uni Eropa dan ini akan menyebabkan harga kian melambung.

Baik kilang Leuna dan Schwedt dapat beroperasi pada kapasitas 75 persen, kata dokumen tersebut. Schwedt memasok sebagian besar Jerman timur, termasuk bandara Berlin.

Upaya untuk memasok daerah itu dengan produk kilang dari wilayah barat juga dapat menghadapi masalah transportasi karena kemacetan kereta api.

"Permintaan yang tinggi dan kapasitas transportasi yang langka dalam angkutan kereta api mengarah ke situasi yang menantang dalam logistik minyak. Beberapa produk dari kilang tidak dapat dipindahkan," kata dokumen itu.

Seperti diketahui, Jerman memang sedang dipusingkan oleh terbatasnya pasokan energi ke negara itu. Raksasa gas Rusia, Gazprom, telah memangkas aliran gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 hingga 20 persen dari kapasitas, dengan alasan masalah teknis.

Berlin menyebut langkah itu bermotif politik, mengingat sanksi Eropa terhadap Rusia atas serangannya ke Ukraina.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami