search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia Makin Murka AS Akan Kirim Senjata Terlarang ke Ukraina
Senin, 10 Juli 2023, 16:10 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Rusia Makin Murka AS Akan Kirim Senjata Terlarang ke Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di Amerika Serikat mengecam keputusan Washington yang akan mengirim senjata terlarang, amunisi tandan, ke Ukraina.

"Kami memperhatikan pernyataan (Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John) Kirby soal pasokan amunisi tandan ke Ukraina," demikian menurut Kedubes Rusia di Telegram pada Minggu (10/7), seperti dikutip Reuters.

Mereka kemudian berujar, "Pejabat itu mengakui secara de facto untuk melakukan kejahatan perang oleh Amerika Serikat dalam konflik Ukraina."

Kecaman Rusia muncul usai AS memutuskan bakal mengirim bom tandan ke Ukraina untuk pertama kalinya. Bom ini disebut-sebut sepadan dengan howitzer 155 mm.

Presiden AS Joe Biden mengaku pemerintah terpaksa mengirim lantaran Ukraina kehabisan amunisi melawan Rusia.

"Ini adalah perang yang berkaitan dengan amunisi. Dan mereka kehabisan amunisi itu, kami kekurangan amunisi," ucap Biden pekan lalu, seperti dikutip CNN.

Biden juga bercerita keputusan diambil usai berdiskusi dengan sekutu AS dan Kongres.

Lebih lanjut, Biden mengatakan pengiriman bom tandan tersebut sebagai "masa transisi" hingga mereka mampu memproduksi lebih banyak artileri 155 mm.

"Jadi, apa yang akhirnya saya lakukan adalah mengikuti rekomendasi Kementerian Pertahanan, untuk tidak secara permanen, tetapi memungkinkan masa transisi ini, sambil mendapat lebih banyak 155 (mm) senjata, peluru, untuk Ukraina."

Lebih dari 100 negara, termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman, melarang produksi, penyimpanan, penggunaan, dan pengiriman bom tandan di bawah Konvensi Munisi Tandan. AS dan Ukraina juga turut menandatangani perjanjian itu.

Amunisi tersebut dianggap berbahaya karena biasanya melepas sejumlah bom kecil yang bisa menghancurkan apa saja di area yang luas.

Bom-bom yang gagal meledak juga bakal menimbulkan bahaya selama beberapa dekade setelah konflik berakhir.

Jika senjata itu tiba di Ukraina, pemerintah berjanji tak akan menggunakan amunisi tandan untuk menyerang wilayah Rusia.

Selama ini, Rusia dan Ukraina saling tuduh menggunakan amunisi tandan selama perang di Eropa Timur itu.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami