Putra Raja Gianyar Terakhir Sebut Pasar Gianyar Tidak Merakyat
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Putra Raja Gianyar terakhir, Anak Agung Gede Agung mendadak angkat bicara soal keberadaan Pasar Rakyat Gianyar yang sudah berdiri megah. Penglingsir Puri Agung Gianyar itu menilai pasar yang berdiri tidak mencerminkan rakyat.
"Pas lewat disana, itu tempat yang tidak merakyat," ujar Anak Agung Gede Agung, Senin (2/10).
Dikatakan, bahwa pasar yang sebelumnya lebih merakyat ketimbang yang saat ini justru mirip mall. Diakui, gedung pasar rakyat yang berdiri di Jalan Raya Astina itu tergolong mewah. Mirip bangunan hotel bintang. "Beda dengan dulu, pasar dulu damai sekali," ungkap dia.
Dulu, aura pasar sangat terasa. Dari luar sudah terlihat kesibukan, hiruk pikuk pasar. Namun kali ini justru beda. Lantai paling atas, sepi pedagang, banyak kios tutup karena sepi pembeli. "Dulu ada saling keterkaitan, antara pedagangnya dan pembeli," ungkap dia.
Yang paling menonjol menjadi sorotan dirinya, adalah status tanah yang dulunya milik adat. Dulu di atas pasar itu ada 27 KK diminta bergeser ke kampung Tinggi untuk keperluan perluasan pasar.
Tentu saja ada tanah adat di atas pasar. "Kalau benar itu tanah PKD (Pekarangan desa), maka bisa digugat melalui PTUN," saran dia.
Sebelumnya, pasar rakyat ini dibangun di era bupati Gianyar Made Mahayastra -Anak Agung Mayun (yang juga dari Puri Gianyar). Memang di awal pembangunannya, sempat terjadi persoalan, baik antara adat dan juga pedagang toko yang mengklaim punya hak bangunan.
Diskusi terkait persoalan bersama pedagang sempat dilakukan di Bappeda Gianyar. Pemerintah saat itu mengklaim punya sertifikat tanah sehingga persoalan melandai dan pembangunan pasar berlanjut hingga berdiri megah.
Editor: Robby
Reporter: bbn/gnr